Sabtu, 24 Oktober 2015

Tentang Agama Buddha



Ayo....kita memahami Buddha
Klik........📥 Artikel Buddhis http://artikel-anien.blogspot.com/


PENGENALAN AGAMA BUDDHA

Pernah sy brtny ma bbrapa temen anak sy yg skolah ny masih sd dan msh blm mempelajari Agama Buddha...tentang agama Buddha..prtnyaan sederhana "apa agama kalian" mrk serentak menjawab; "agama Buddha".sy hny trsenyum dn
berkata"bagus".
Slanjut ny sy mmberi pertnyaan lg " Lalu klo kalian beragama Buddha, trus siapa Tuhan ny?" lalu mereka pd brpikir lalu mnjawab "Dewi Kwan Im" ada yg menjawab "Thi Kong" ada jg yg lucuny mnjawab "kera sakti" mngkn krena teringat film ny kali 😂. Pokok ny segala yg berakhiran kong diblng Tuhan..lalu akong ny gimana? Tuhan jg?..😁😁
Brawal dr pertanyaan ini trus sy berpikir apakah mereka ini blm mengenal Agama Buddha atau hny status doank,yg istilahny Buddha KTP.

Topik kali ini sy mngambil Pengenalan terhadap Buddha dari awal..

1. Apa itu Agama Buddha..?

Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India yg skrg ini disebut Nepal. Pendiri agama Buddha ialah Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Agama Buddha adalah agama tertua yg dianut oleh umat di seluruh dunia.

2. Siapa Tuhan dalam Agama Buddha..?

Klo tidak mengetahui agama Buddha maka akan kebingungan untuk menjawab pertanyaan ini 😇.

Konsep Ketuhanan dalam Agama Buddha.
Secara umum, kebanyakan pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama harus mempunyai “Satu Tuhan yang diakui”. Konsep Tuhan dari sudut pandang ini jelas mempersonifikasikan Tuhan sebagai Sosok pribadi atau makhluk seperti halnya manusia. Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep Tuhan sebagai makhluk Adikuasa yang mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan disekolah maupun lingkungan sekitar kita.

Yang sulit adalah, ketika kita mendapatkan kebenaran hakiki dari suatu konsep yang lain, yang menyatakan bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah. Sulitnya karena  kemelekatan  kita  pada  konsep tersebut (bahwa “Tuhan dipandang sebagai Sosok Pribadi”, pengatur dan pencipta alam semesta beserta isinya) telah begitu kuat. Jika kemelekatan (Kepercayaan) kita terhadap konsep itu sudah demikian kuatnya, maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada, walaupun konsep yang lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya.

Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam agama Buddha itu Tuhannya yang mana, bagaimana pula karakteristiknya, mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah Dhamma, konsep tentang Tuhan ini sangat jarang disinggung ?
Bagaimana sesungguhnya konsep mengenai Tuhan dalam agama Buddha ?

Menurut para ahli , dikatakan bahwa agama Buddha digolongkan sebagai agama yang Agnostik (Tidak mengetahui keberadaan Tuhan) dan tidak mengenal Tuhan pencipta (Atheis).
Menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa disebut sebagai agama, karena tidak adanya Tuhan dan segala macamnya, namun lebih cenderung ke filosofi.

Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep Tuhan dengan definisi sebagai pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti manusia, yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb. Sehingga agama Buddha sering disebut Atheis.

Tentunya konsep ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah terlanjur melekat pada pandangan Tuhan sebagai pribadi atau makhluk Yang Agung, Maha Tinggi dan Maha segala-galanya, dimana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep yang sama seperti itu. Namun, cara pandang ajaran Buddha terhadap konsep Tuhan ini memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya.

TUHAN dalam agama Buddha didefinisikan sebagai “Yang Mutlak” , maka jika meminta definisi Tuhan sebagai Yang Mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian sabda Sang Buddha tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII : 3.

“Ketahuilah para Bhikkhu,

bahwa ada sesuatu Yang tidak dilahirkan,

Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak.

Apabila tidak ada Yang tidak dilahirkan,

Yang tidak menjelma,Yang tidak diciptakan, Yang mutlak,

maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran,

 penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.

Tetapi, karena ada Yang tidak dilahirkan,

Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak,

maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran,

penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu”.

Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama Theistik (ber-Tuhan). “Yang Mutlak” itu sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan “Yang Mutlak”  itulah yang disebut dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak menjelma, Tidak tercipta dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang “Tanpa Aku” (anatta/anatman), yang tidak dapat dipersonifikasikan (disamakan dengan suatu sosok yang berkepribadian) dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan Atheis, karena jika melihatnya hanya dari sudut pandang Personal, agama Buddha memang tidak memiliki Tuhan yang berkepribadian seperti itu. (yang memiliki sifat murka, cemburu, menghukum, pilih kasih, sayang dan sebagainya ).

“Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan”.

3.Pendiri Agama Buddha

Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Agama Buddha , yg skrg dikenal dengan Sang Buddha.

Siddharta  Dautama adalah seorang pangeran di negara India beliau dilahirkan pada tahun 563 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya sang ibunda melahirkan , beliau berdiri memegang dahan pohon sala. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah , 7 langkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.

Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi Buddha. 

4. Keyakinan umat Agama Buddha

Sad Saddha artinya keyakinan. Keyakinan disini bukan berarti kepercayaan yang membabi buta, atau asal percaya saja, akan tetapi keyakinan yang berdasarkan pada fakta dan kebenaran. Yang dimaksud kebenaran adalah kesunyataan (Paramatha Sacca).
Isi dari Sad Saddha atau 6 keyakinan adalah :

-SADDHA terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-SADDHA terhadap Tiratana
-SADDHA terhadap Buddha, Bodhisatva, Arahat & Dewa
-SADDHA terhadap Hukum-hukum Kesunyataan
-SADDHA terhadap Kitab suci Tipitaka
-SADDHA terhadap Nibanna 

Keyakinan atau Saddha mengandung 2 unsur, yaitu : 

             1. Melihat atau mengalami langsung (EhiPassiko)
             2. Percaya kepada orang yang mengajarkan Dharma
                 yaitu Buddha.

5. Kitab suci agama Buddha.
   
Tripitaka adalah kitab suci agama Budha. “Tri” artinya “tiga” dan “Pitaka”artinya “keranjang”atau kumpulan,
jadi Tripitaka  adalah  tiga keranjang. Tripitaka terdiri dari :

Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka merupakan suatu kumpulan tata tertib dan peraturan cara hidup yang ditetapkan untuk mengatur murid-murid sang  Budha yang telah diangkat menjadi Bhikku atau Bhikkuni ke dalam Sangha.

Sutta Pitaka
Sutta Pitaka adalah kumpulan ceramah, dialog, atau berisi wejangan-wejangan sang Budha.

Abidharma Pitaka
Abidharma atau abhidhamma adalah susunan ceramah dan perkembangan logika tentang dharma dari ajaran Hyang Buddha, membahas filsafat dan metafisika, juga sastra, memberikan definisi kata-kata Buddha Dharma, dan penjelasan terperinci mengenai filsafat dengan sistematis, memantapkan suatu metode mengenai latihan spiritual oleh para sesepuh dari aliran atau sekte pada waktu itu.

Ini lah pandangan yg sy bagikan kepada pembaca yg ingin mengetahui Agama Buddha.

SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA
Semoga semua makhluk bahagia.. Saddhu..Saddhu..Saddhu.. 


Jumat, 16 Oktober 2015

Kama bhumi

Kama bhumi dimana alam kehidupan yg penuh dengan nafsu indria dan masih terikat dgn panca indra, Dalam tiga puluh satu alam kehidupan terdapat satu kelompok alam yang disebut Kama Bhumi. Kama Bhumi adalah alam kehidupan yang makhluk-makhluknya masih senang dengan nafsu indera dan terikat dengan panca indera. Pada umumnya makhluk-makhluk yang berdiam di Kama Bhumi ini masihsuka menikmati kesenangan-kesenangan duniawi. Misalnya, makhluk yang berdiam di Manussa Bhumi itu masih memiliki nafsu. Namun, mereka kadang-kadang kecewa bila nafsu nya tdk trcapai. Mereka kadang-kadang sedih bila pesta usai, perpisahan,bila perjalanan ke tempat-tempat rekreasi berakhir, dan lain-lain. Kadang mereka merasakan senang,gembira,puas bila mana tercapai apa yg diinginkan. Dengan demikian, kesenangan-kesenangan duniawi itu bersifat tidak kekal. Oleh sebab itu, makhluk-makhluk yang berdiam di Kama Bhumi harus menyadari hakekat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya. Selanjutnya, mereka harus berusaha mempraktekkan ajaran-ajaran Sang Buddha dalam kehidupannya sehari-hari, agar mereka dapat terbebas dari kekecewaan, ketidakpuasan, atau dukkha.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa di alam semesta ini terdapat juga makhluk-makhluk yang masih memiliki nafsu indera. Mereka berdiam di Kama Bhumi.
Kama Bhumi terbagi 11 alam kehidupan, yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :

A. Apaya Bhumi atau Duggati Bhumi, yang terdiri atas empat alam.
   
     1. Niraya Bhumi atau alam neraka.

     2. Peta Bhumi atau alam setan.

     3. Asurakaya Bhumi atau alam raksasa asura.

     4. Tiracchana Bhumi atau alam binatang.



B. Kamasugati Bhumi, yang terdiri atas tujuh alam.

    1. Manussa Bhumi atau alam manusia, yang terdiri
        atas satu alam.

    2. Deva Bhumi atau alam dewa, yang terdiri atas enam alam.

Demikian penjelasan tentang KAMABHUMI yg merupakan salah satu   kelompok alam dari 31 alam kehidupan ,yg trbagi mnjd 11 alam.
Sementara artikel ini sampai disini dulu,maklumlah..mataku sudah 5 watt da mulai muram 😩.


Hukum karma

Hukum karma adalah salah satu ajaran yang penting dalam agama Buddha. Hukum karma merupakan ajaran yang amat dalam dan rumit, maka untuk itu dibutuhkan suatu uraian yang terperinci untuk memahaminya.

Secara umum, karma berarti perbuatan. Umat Buddha memandang hukum karma sebagai hukum kosmis tentang sebab dan akibat yang juga merupakan hukum moral (Kitab Hukum Karma) yang impersonal. Menurut hukum ini sesuatu (yang hidup maupun yang tidak hidup) yang muncul pasti ada sebabnya. Tidak ada sesuatu yang muncul dari ketidakadaan.

Dengan kata lain, tidak ada sesuatu atau makhluk yang muncul tanpa ada sebab lebih dahulu. Kita berbicara tentang akibat bila sesuatu itu terjadi tergantung pada kejadian yang mendahuluinya dan kejadian mula yang menghasilkan kejadian berikutnya disebut ‘sebab’. Rumusan agama Buddha tentang sebab akibat (Paticcasamuppada) adalah :

Dengan adanya ini, terjadilah itu. Dengan timbulnya ini, timbulah itu. Dengan tidak adanya ini, maka tidak ada itu. Dengan lenyapnya ini, maka lenyaplah itu.(Khuddhaka NikayaUdana 40)

Pernyataan ini merupakan teori relativitas yang digunakan pula untuk menerangkan tentang munculnya alam semesta. Ajaran agama Buddha menekankan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Yang Agung, Mulia, Suci, Mutlak dan Impersonal. Sedangkan kemahakuasaan Tuhan dalam dhamma dijabarkan dalam hukum universal sebab akibat atau hukum relativitas yang Impersonal. Tentang alam semesta terjadi karena adanya hukum relativitas. Hukum ini meliputi seluruh semesta alam dan hukum ini bekerja dengan sendirinya. Menurut hukum ini alam semesta adalah dinamis atau selalu berubah dan setiap perubahan selalu terjadi secara relatif.

Ada perubahan yang berlangsung dengan cepat tetapi ada juga perubahan yang berlangsung dengan perlahan, sehingga perubahan yang perlahan ini tidak nampak atau sulit dimengerti oleh tidak bijaksana,
Contoh cara kerja hukum ini, adanya suatu keadaan disebabkan oleh suatu keadaan lain dan keadaan ini pun disebabkan oleh keadaan lain pula, begitu seterusnya. Cara kerja hukum ini mirip dengan hukum ilmu pengetahuan tentang aksi dan reaksi.

Hukum karma dapat di lihat dari 2 aspek, yaitu
Aspek kosmis dan aspek moral.

ASPEK KOSMIK
Hukum karma dalam aspek kosmis meliputi alam fisik dan psikis. Dipandang dari sisi kosmis, makhluk – makhluk hidup seperti manusia dan binatang adalah fenomena materi. Keberadaan manusia dan binatang adalah fenomena relatif karena mereka ada disebabkan adanya hal – hal lain seperti adanya makanan, minuman, matahari, dunia dan sebagainya. Mereka mengalami perubahan, muncul dan lenyap, seperti semua hal di dunia. Dunia pun akan mengalami proses perubahan, muncul dan lenyap. Demikian pula dengan alam semesta yang berisi banyak galaksi serta tata surya yang tidak terhitung banyaknya selalu berproses, muncul dan lenyap.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa walaupun aspek kosmis dari hukum karma Buddhis berlangung demikian, tetapi itu hanya merupakan implikasi dari konsepnya sebagai hukum sebab dan akibat. Yang sangat penting dari hukum ini adalah aspek kedua yang merupakan hukum moral. Dalam aspek ini hukum karma memegang peranan yang penting dalam ajaran etika Buddhis. Ajaran etika Buddhis tercermin dengan jelas dalam semua ajaran yang disampaikan oleh Sang Buddha selama hidup dia.

Ajaran karma Buddhis sebagai hukum moral menitik beratkan pada perbuatan – perbuatan manusia yang dilakukan melalui perbuatan jasmani, ucapan dan pikiran. Perbuatan perbuatan itu diklasifikasikan sebagai karma bila suatu perbuatan dilakukan karena adanya niat atau kehendak (Cetana). Suatu perbuatan tanpa niat atau kehendak tidak dapat disebut karma karena perbuatan itu tidak akan menghasilkan akibat moral bagi pembuatnya. Niat atau kehendak yang dimaksudkan dengan karma, seperti yang dikatakan Sang Buddha dalam Angutara Nikaya III :

“O para bhikkhu, kehendak yang saya maksudkan dengan karma. Seseorang karena memiliki kehendak dalam pikirannya maka ia melakukan perbuatan dengan jasmani, ucapan dan pikiran.

ASPEK MORAL
Aspek moral menitiberatkan pada perbuatan kita sendiri.
Karma atau perbuatan dalam aspek moral mencakup nilai-nilai etika tentang baik dan buruk. Hal ini merupakan konsep yang lebih luas dari pada persoalan tentang benar dan salah bila dilihat dari sisi pandangan sehari hari tentang makna dari kata itu. Apa yang dianggap benar menurut pandangan umum Mungkin tidak baik dalam pengertian moral, demikian pula dengan kata buruk. Misalnya menurut pandangan umum adalah benar bila tentara membunuh musuh dalam pertempuran. Tetapi pembunuhan ini tidak benar menurut hukum moral. Menurut pandangan moral Buddhis suatu pembunuhan adalah pelanggaran hukum moral, pembunuhan ini dipandang sebagai perbuatan karma buruk. Ajaran agama Buddha menganjurkan kita untuk mengembangkan perasaan cinta kasih (metta) dan kasih sayang (karuna) terhadap semua makhluk. Anjuran ini meliputi perasaan memusuhi makhluk hidup harus dilenyapkan.

Prinsip dasar dari hukum karma adalah barang siapa yang menanam maka dia yang akan memetik hasilnya apakah hasil itu baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk dinilai berdasarkan pada akibat yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang dialami oleh pembuat. Seseorang yang telah melakukan karma buruk pasti menderita karena menerima hasil perbuatannya sendiri. Kita tidak mungkin menghindarkan diri dari akibat yang tidak menyenangkan yang dihasilkan oleh karma buruk yang telah kita lakukan.

Sehubungan dengan hal ini Sang Buddha berkata :

Tidak di angkasa, di tengah lautan atau pun di dalam gua – gua gunung, tidak dimanapun seseorang dapat menyembunyikan dirinya dari akibat perbuatan– perbuatan jahatnya.(Dhammapada 127)

Dalam aspek moral karma merupakan ajaran kembar dengan kelahiran kembali. Menurut hukum sebab akibat ini, seseorang adalah hasil perbuatannya sendiri. Ia sendiri yang menyebabkan keberadaanya dan ia sendiri yang bertanggung jawab untuk masa depannya. Pada kelahiran yang lampau pun seseorang telah menyatakan kehendak melalui perbuatan jasmani, ucapan atau pikiran, maka berdasarkan pada perbuatan perbuatannya itu sekarang ia hidup. Kondisi dan lingkungan tempat kelahiran seseorang ditentukan oleh karma dari kehidupannya yang lampau. Pada kehidupan sekarang ini, seseorang menerima hasil sebagai akibat karmanya yang lampau dan melakukan karma-karma yang baru. Karma baru dan karma lampau yang belum berbuah akan membentuk kondisi tempat kelahirannya pada masa kehidupan yang berikut. Setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan perbuatan baik atau buruk. Bila pada kehidupan ini seseorang telah melakukan perbuatan buruk dan ia menyadari bahwa perbuatannya itu adalah buruk serta akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan, maka agar akibat karma buruk itu tidak terlalu berat atau tidak efektif ia harus melakukan banyak perbuatan baik.

Untuk memperjelas hal ini, misalnya disebuah desa ada seorang yang bernama A. A mencuri Rp 1000 dari si B, tetapi sebelum B mengetahui A yang mencuri, A yang menyadari bahwa perbuatannya adalah salah, merasa takut bila perbuatannya ketahuan maka ia pindah ke kota. Di kota, A bekerja dengan rajin dan berusaha dengan sungguh – sungguh sehingga setelah beberapa tahun ia menjadi kaya. Dengan kekayaan ini A melakukan banyak perbuatan baik dengan berdana kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya maupun yang jauh. Tetapi tidak lama setelah A meninggalkan desanya, B mengetahui bahwa A adalah orang yang mencuri uangnya. Beberapa tahun kemudian B mengetahui dimana A berada. B mendatangi orang-orang di sekitar tempat A dan memberitahukan kepada orang-orang bahwa A adalah seorang maling, karena A telah mencuri Rp 1000 darinya. Namun orang orang di kota itu tidak memperdulikan kata kata B, malahan orang-orang itu membela A.

Dari contoh diatas kita lihat bahwa karma buruk tetap berbuah, tetapi akibatnya tidak berat atau tidak efektif sama sekali karena perbuatan baik yang dilakukan manfaatnya besar sekali. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan dan penderitaan tergantung pada diri kita sendiri.

Demikian penjelasan dari arti hukum karma,pelajaran hukum karma ini sangat luas,karena ini pelajaran dasar agama Buddha.


Jumat, 09 Oktober 2015

Anak kita beralih agama lain....?

Si A: ”Wah, pusing nih, besok kalau gue meninggal kayaknya kagak disembahyangi nih, habis pegang hio, pasang foto gue dibilangin sama anak tidak boleh”

Si B: “Bukan loe aja, kalau bini gua beli banyak buah-buahan buat sembahyang, anak gue kagak ada satupun yang mau makan, katanya nggak boleh karena bekas sembahyang. Jadi di mesti buang, akhirnya beli seadanya saja”

Si C:”Itu mah belum parah, yang parah tuh kalau gue lagi sembahyang leluhur dibilangin lagi sembah berhala, entar bisa jatuh ke Neraka“

Contoh pembicaraan diatas adalah cuplikan yang tidak jarang kita dengar saat anak anak kita tlah beralih agama. Apakah hanya sebatas itu yang Anda harapkan dari anak Anda? Apakah Anda takut tidak ada yang menyembahyangkan sesudah Anda meninggal, Apakah kita mengusir anak kita ,Apakah kita melarang untuk kebebasan memilih agama atau sekadar ingin dia hanya ikut pasang-pasang hio, dan sebagainya.
Tidak demikian tentunya! Sesungguhnya yang kita inginkan adalah agar anak kita dapat tumbuh menjadi anak yang baik, berbakti, pintar, bermoral, mempunyai ketahanan yang baik dalam menghadapi segala jenis masalah hidup, dan sebagainya. Aspek spiritual adalah aspek yang sangat mendasar dan paling penting dalam kehidupan baik bagi Anda maupun anak anda.
Masalah yang diungkapkan di atas, jika diartikan secara lebih khusus adalah, “Bagaimana orangtua Buddhis dapat mengajarkan ajaran Buddha dengan baik kepada anak-anaknya? Pada kenyataaannya, aspek ini hampir terabaikan begitu saja. Bandingkan dengan para orangtua dari non-Buddhis, yang sejak kecil anaknya sudah dibaptis ataupun dipermandikan menjadi pengikut agama yang telah diyakini oleh orangtuanya. Orangtua Buddhis cenderung bersifat acuh tak acuh, dan dengan argumen bahwa biarlah kelak anaknya bisa memilih agamanya sendiri, yang penting semua agama sama, mengajarkan kebaikan. Apakah benar demikian?
Artikel ini dituis untuk dapat dijadikan sebagai bahan perenungan bagi para orangtua Buddhis, yang sebagian besar dikutip dari “Bagaimana Mengajarkan Agama Buddha Pada Anak” yang pernah dimuat di Majalah Dhammacakka,
Jika kita berada di negara Buddhis, di tengah-tengah tradisi Buddhis yang telah berabad-abad lamanya, posisi seorang anak Buddhis jauh lebih mudah. Namun tidak demikian dengan di Indonesia, di mana Buddhis merupakan minoritas dan dikelilingi oleh berbagai agama lain, sehingga dapatlah dimengerti peran orangtua merupakan faktor yang terpenting dalam menanamkan keyakinan pada anaknya.Dan perlu disadari penanaman keyakinan pada anak kita secara otomatis akan berkaitan dengan cara hidup yang benar. Tanamkan keyakinan pada anak Anda sejak kecil mengenai kebesaran dan keagungan Sang Buddha.

Adalah suatu ide yang sangat penting, bila sejak kecil anak-anak harus dilatih untuk yakin akan keagungan dan kemuliaan Sang Buddha. Penggunaan patung ataupun gambar Sang Buddha adalah suatu ide yang bagus untuk mengajarkan anak kita memberikan penghormatan kepada Sang Buddha, sebagai guru yang agung untuk manusia. Jelaskan bahwa penggunaan patung Buddha ini sebagai objek konsentrasi dan penghormatan, bukanlah penyembahan berhala seperti yang sering diajarkan oleh para pendidik agama non-Buddhis yang mengharuskan anak kita mengikuti pelajaran agamanya di sekolah yang berada dalam naungan suatu agama tertentu. Penggunaan patung Buddha sebagai objek penghormatan ini menjadi lebih efektif untuk mengingatkan kita kepada Sang Guru Agung dibandingkan simbol-simbol lain. Ibarat seorang anak yang menyimpan foto orangtuanya akan memudahkan dia untuk mengingat sifat-sifat luhur orangtua dibandingkan dengan barang-barang yang langsung pernah diberikan kepadanya.

Dapat pula dijelaskan kepada anak-anak bahwa objek-objek konsentrasi dan penghormatan ini tidak hanya digunakan oleh agama Buddha, tetapi semua agama di dunia menggunakan objek yang berbeda-beda. Agama Hindu menggunakan patung, agama Katolik menggunakan patung dan salib, Agama Kristen menggunakan Salib, dan lain sebagainya.

Demikian juga halnya penghormatan terhadap anggota Sangha (bhikkhu/bhiksuni) dengan bersujud ataupun bernamaskara. Perlu dijelaskan bahwa itu merupakan cara penghormatan yang tidak lain seperti penghormatan pada tradisi-tradisi lain, dan bukanlah menyembah orangnya.

Aspek filsafat dari Buddhisme yang cenderung terlalu dalam untuk dimengerti anak-anak dapat dituangkan dalam upacara-upacara sederhana yang lebih praktis untuk anak-anak. Latihlah anak-anak untuk melakukan upacara-upacara sederhana seperti persembahan air, dupa, lilin, ataupun bunga di altar di depan patung/gambar Sang Buddha. Bahkan perlu juga dijelaskan secara sederhana arti dari persembahan-persembahan tersebut. Dengan demikian akan mengembangkan kebiasaan menghormati dan merenungkan sifat-sifat mulia Sang Buddha sejak kecil.

Mengembangkan welas-asih anak Anda sejak kecil juga penting, karena selain dapat meningkatkan kepedulian  terhadap mereka yang kurang beruntung, juga dapat membuat anak-anak lebih menghargai segala sesuatu yang mereka miliki sekarang. Untuk itu, ajaklah anak Anda untuk melakukan Meditasi Cinta Kasih setiap malam menjelang waktu tidur mereka.
Memberikan visudhi kepada anak juga merupakan suatu hal yang sangat baik untuk mempertebal keyakinan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. 

Dalam artikel ini mungkin ada inspirasi bagi pembaca agar bilamana suatu saat anak anak kita memilih kepercayaan ny sendiri.


Selasa, 06 Oktober 2015

Tempat ibadah umat buddha

Arama,Vihara,Cetiya sama2 merupakan tempat beribadah agama buddha.perbedaannya hanya pada fasilitas yg di sediakan.bukan pada luas tempatnya

Arama
Arama memiliki ruang sembayang untuk umum, Dhammasala, Uposatha, Kuti(tempat tinggal para bhikhu/bhikhuni), Perpustakaan,dan Taman yang luas.taman ini biasanya digunakan sebagai tempat meditasi bisa juga untuk pendidikan  bagi bikhu di ruang terbuka.

Vihara
Vihara memiliki ruang sembayang untuk umum, Dhammasala, Uposatha, Kuti(tempat tinggal para bhikhu/bhikhuni),Perpustakaan.tapi tidak memiliki taman.


Cetiya
Cetiya hanya memiliki ruang sembayang untuk umum.tidak memiliki ruang dhammasala,uposatha,maupun kuti.

Adapun tempat tempat untuk melakukan kebaktian seperti Dharma Prasadha, Dharma Sala, Dharma Loka, Samadhi Loka, dll.

Dharma Prasadha yaitu tempat sembahyang Agama Buddha yang dipergunakan juga untuk khotbah.

Kuti yaitu tempat tinggal para Bhiksu

Sasana yaitu tempat belajar Agama Buddha atau perpustakaan

Dharma Sala yaitu ruangan sembahyang, upacara dan khotbah ajaran Buddha

Dharma Loka yaitu tempat khotbah Agama Buddha

Samadhi Loka yaitu Ruangan Samadi 
Kebanyakan Vihara maupun Arama mengabungkan ruang sembayang untuk umum dengan ruang dhammasala.jika yang lebih besar bangunannya.ada yg memisahkan ruangnya.ruang dhammasala biasanya berfungsi sebagai tempat membeberkan dharma.tetapi bykan ruang ini digabungkan dengan ruang sembayang umum sehingga juga berfungsi sebagai tempat kebaktian&puja bakti.

Demikian dari artikel ini untuk pengetahuan dasar kita tentang tempat ibadah agama Buddha.


Jumat, 02 Oktober 2015

31 alam menurut ajaran Buddhis

Ada 31 alam kehidupan dalam ajaran Buddhis,smua alam ini diisi oleh mahkluk2 yg menjalankn sesuai karma mereka.dialam ini mereka masih mengalamin kelahiran,penderitaan dan kematian,dialam ini smuanya tdk kekal.31 alam ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu;

A. KAMA BHUMI terdiri dari 11 alam.
B. RUPA BHUMI terdiri dari 16 alam.
C. ARUPA BHUMI terdiri dari 4 alam.

A.KAMA BHUMI yaitu alam kehidupan dimana mahkluk2 masih
    terikat pada nafsu indra dan panca indra, KAMA BHUMI ini dibagi 
    menjadi    2 kelompok yaitu;
    a. APAYA BHUMI ada 4 alam kehidupan yg menyedihkan.
    b. KAMASUGHATI BHUMI ada 7 alam kehidupan yg dipenuhi
        dengan nafsu indra.
    
    a. APAYA BHUMI adalah alam kehidupan yg menyedihkan,
         alam ini terbagi menjadi 4 alam yaitu;
        1.NIRAYA BHUMI
        2.TIRACCHANA BHUMI
        3. PETA BHUMI
        4. ASURAKAYA BHUMI

        1. NIRAYA BHUMI
            yaitu alam neraka,alam ini tidak terdapat
            kesenangan dan kebahagian,alam ini dibagi beberapa bagian
            yaitu;
             - Sanjiva neraka.
             - Kalasutta neraka.
             - Sanghata neraka.
             - Roruva neraka.
             - Maharoruva neraka.
             - Tapana neraka.
             - Mahatapana neraka.
             - Avici neraka. (Devadatta berada di alam ini)
             Pembagian alam neraka ini berdasarkan perbuatan
             tidak baik, buruk dan jahat.

         2. TIRACCANA BHUMI
             Yaitu alam binatang,mahkluk yg berada
             dialam ini tidak pernah mendapatkan kebahagian,dalam
             alam  ini tidak menyediakan kondisi yg cocok untuk
             perbuatan jasa.
             mahkluk binatang ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu;
             1.kelompok mahkluk binatang yang dapat dilihat oleh mata
                biasa.
             2.kelompok mahkluk binatang yang tidak dapat dilihat oleh
                mata biasa.
             Mahluk binatang ini jg di kelompokan berdasarkan jumlah
             kaki nya
             -Apadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg tidak
                           mempunyai kaki.
             -Dvipadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg
                           mempunyai dua kaki.
             -Catupadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg
                           mempunyai empat kaki.
             -Bahupadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg
                           mempunyai seribu kaki.

          3. PETA BHUMI 
              Yaitu alam setan dimana mahkluk yg diam di alam ini jauh
              dari kesenangan dan kebahagian.mahkluk ini tidak
              mempunyai tempat sendiri,mereka tinggal di alam manusia
              seperti di pohon,gunung dan lain ny.
              Alam setan ini dibagi menjadi beberapa kelompok ;
              1.PETA 4
              2.PETA 12
              3.PETA 21
        
                    1.PETA 4 (tertera dalam kitab petavatthu atthakatha)
                       - Parattupajivika peta : setan yg hidup ny dipelihara dan
                                mendapatkan makanan dari orang yg sembayang.
                       - Khupapipasikha peta : setan yg slalu lapar dan haus.
                       - Nijjhamatanhika peta : setan yg slalu kepanasan.
                       - Kalakancika peta : setan asura.
  
                    2.PETA 12 (tertera dalam kitab gambhilokapannatti)
                       - Vantasa peta : setan yg memakan air liur,dahak dan
                                  muntahan.
                       - Kunapasa peta : setan yg memakan mayat manusia
                             dan binatang.
                       - Guthakhadaka peta: setan yg memakan kotoran.
                       - Aggijalamukha peta: setan yg mulutnya slalu ada api.
                       - Sucimuja peta: setan yg mulutnya sekecil lobang
                             jarum.
                       - Tanhattika peta: setan yg dikuasai tanha ( nafsu)
                             sehingga mereka slalu lapar dan haus.
                       - Sunijjhamaka peta: setan yg bertubuh hitam
                             seperti arang.
                       - Sutangga peta: setan yg memiliki kuku di kaki dan
                             tangan yg panjang seperti pisau.
                       - Pabbatanga peta: setan yg bertubuh setinggi gunung.
                       - Ajagaranga peta: setan yg bertubuh seperti ular.
                       - Vemanika peta: setan yg menderita diwaktu siang dan
                             senang diwaktu malam hari.
                      - Mahidadhika peta: setan yg mempunyai kekuatan
                             gaib.

                   3.PETA 21 (tertera dalam kitab vinaya dan
                                        lakhanasanyutta)
                       - Attikhasansikha peta: setan yg mempunyai tulang
                              sambung tapi tidak mempunyai daging.
                       - Mansapesika peta: setan yg mempunyai daging
                              terpecah2 tapi tidak mempunyai tulang.
                       - Mansapinada peta: setan yg daging nya berkeping2
                       - Nicachaviparisa peta: setan yg tak punya kulit.
                       - Asiloma peta: setan yg berbulu tajam.
                       - Sattiloma peta: setan yg berbulu tombak.
                       - Usuloma peta: setan yg berbulu anak panah.
                       - Suciloma peta: setan yg berbulu jarum.
                       - Dutiyasuciloma: setan yg berbulu jarum yg lebih halus.
                       - Kumabhanda peta: setan yg mempunyai buah
                              kemaluan yg sangat besar.
                       - Guthakupanimugga peta: setan yg hidup dengan
                              bergelimangan kotoran.
                       - Guthakhadaka peta: setan yang makan kotoran.
                       - Nicachavitaka peta: setan wanita yg tidak mempunyai
                              kulit.
                       - Dugagandha peta: setan yg berbau busuk.
                       - Ogilini peta: setan yg badanny sprt bara api.
                       - Asisa peta: setan yg tidak mempunyai kepala.
                       - Bhikkhu peta: setan yg menyerupai bhikkhu.
                       - Bhikkhuni peta:-------------\\--------------  bhikkhuni.
                       - Samanera peta: setan yg menyerupai samanera.
                       - Samaneri peta : ---------------\\------------     samaneri.
    
           4. ASURAKAYA BHUMI.
               Yaitu suatu alam yg mahkluk ini jauh dari kemulian,
                kebebasan Dan kesenangan.ada 3 kelompok mahkluk
                Asura tersebut yaitu:
                1. Dewa asura yaitu kelompok dewa yg disebut asura.
                2. Peta asura yaitu kelompok setan yg disebut asura.
                3. Niraya asura yaitu neraka yg disebut asura.

   b.KAMASUGHATI BUMI
      Dalam alam kehidupan ini penuh dengan hawa nafsu dan nafsu
      panca indra.alam kehidupan ini dibagi 7 kelompok yaitu:
    1.MANUSSA BHUMI.
         Yaitu alam kehidupan ini disebut alam manusia.pikiran mahkluk
         dialam ini sangat cerdas dan bisa membedakan mana yg baik
         dan mana yg buruk.dalam alam ini mahkluk ini mempunyai
         kesempatan mencapai NIBBANA.alam ini disebut alam bahagia
         (sugati bhumi).

    2. CATUMMAHARAJIKA BHUMI.
         Yaitu alam 4 raja dewa. Alam ini terdiri dari 4 raja dewa.
          1.Deva dhataratha , dewa bagian timur (dewa musisi).
          2.Deva virulhaka , dewa bagian selatan (dewa penjaga gunung
                                           hutan dan harta karun).
          3.Deva viruphaka, dewa bagian barat (dewa pemimpin para
                                            naga)
          4.Deva vessavana, dewa bagin utara ( dewa pemimpin
                                             mahkluk halus).

    3. TIVATIMSA BHUMI.
         Yaitu alam tiga puluh tiga dewa,dulu ada 33 pria yg selalu
         bekerja sama dalam berbuat kebajikan,sehingga pada saat
         mereka meninggal dunia mereka terlahir daflam satu alam.

    4. YAMA BHUMI.
         Yaitu alam dimana para dewa yg hidup dialam ini terbebas dari
          kesulitan,yg ada hanya kesenangan.
   
    5. TUSITA BHUMI.
         Yaitu alam dimana para dewa yg hidup terbebas dari
          kepanasan hati yg ada hanya kebahagian.
    
    6. NIMMANARATI BHUMI.
         Yaitu alam para dewa yg menikmati hasil ciptanya sendiri dan
          dari objek pikiran nya sendiri.

    7. PARANIMMITAVASAVATTI BHUMI.
         Yaitu alam dewa yg membantu ciptaan dari para dewa lainnya).

B.RUPA BHUMI.
   Rupa bumi ada 16 alam kehidupan para Rupa brama (mahkluk yg
   mempunyai rupa jhana)mahkluk yg memiliki rupa jhana ini akan
   terlahir di alam ini,sesaat sebelum kematian ny masih memiliki
   kekuatan jhana ny.alam ini dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:    
      
  1. ATHAMAJJHANA BHUMI ,dibagi 3 alam kehidupan jhana pertama.
        1. Brahma parisajja-bhumi : alam para pengikut brahma.
        2. Brahma purohita-bhumi : alam para menterinya brahma.
        3. Maha brahma-bhumi : alam brahma yang besar.

  2.DUTIYAJJHANA BHUMI,dibagi 3 alam kehidupan jhana kedua.
       1. Brahma parittabha-bhumi : alam para brahma yang kemilau
            cahayanya kecil.
       2. Brahma appamanabha-bhumi : alam para brahma yang
            kemilau cahayanya tak terbatas.                                             
       3. Brahma abhassara-bhumi : alam para brahma yang kemilau
            cahaya ny gemerlap.


  3. TATIYAJJHANA BHUMI ,dibagi 3 alam kehidupan jhana ketiga.
       1. Brahma parittasubha-bhumi : alam para brahma yang auranya
            kecil
       2. Brahma appamanasubha-bhumi : alam para brahma yang
            aura nya tak terbatas.
       3. Brahma subhakinha-bhumi : alam para brahma yang auranya
            penuh dan tetap.

  4. CATUTTHAJJHANA BHUMI ,terbagi 7 alam kehidupan jhana
                                                         keempat.
      1. Brahma vehapphala-bhumi : alam para brahma yang besar
           pahalanya.
      2. Brahma asannasatta-bhumi : alam para brahma yang tidak
           mempunyai kesadaran(hanya jasmani dan rohani).
      Selanjutnya, alam-alam dari jhana keempat ini di namai alam
      suddhavassa 5. 5 alam kediaman yang murni, alam kehidupan
      khusus para anagami.
      3. Brahma aviha-bhumi : alam para brahma yang tahan lama.
      4. Brahma atappa-bhumi : alam para brahma yang tentram.
      5. Brahma sudassa-bhumi : alam para brahma yang indah.
      6. Brahma sudassi-bhumi : alam para brahma yang berpandangan
           terang
      7. Brahma akanittha-bhumi : alam para brahma yang luhur.
      
       Penjelasan ;
       Anagami yang akan lahir di alam suddhavasa, adalah beliau
       yang mempunyai pancamajjhana-kusala dan 5 indriya yang
       kuat yaitu :
       a. Beliau yang kuat dalam keyakinan ( saddindriya ), lahir di
           alam aviha-bhumi.
       b. Beliau yang kuat dalam usaha ( viriyindriya ), lahir di
            atappabhumi.
       c. Beliau yang kuat dalam kesadaran ( satindriya ), lahir di
           sudassa-bhumi.
       d. Beliau yang kuat dalam konsentrasi ( samadhindriya ), lahir di
           sudassi-bhumi.
       e. Beliau yang kuat dalam kebijaksanaan ( pannindriya ), lahir di
           akanittha-bhumi.

C.ARUPA BHUMI.
    Arupa-bhumi adalah alam kehidupan tempat tinggal para
    arupa-brahma ( makhluk yang mempunyai arupa-jhana ).terbagi
    4 alam;
      1. Akasanancayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kesadaran
          ruangan yang tanpa batas.
      2. Vinnanancayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kesadaran
          tanpa batas.
      3. Akincannayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kekosongan.
      4. Nevasannanasannayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi
          bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan.
      Penjelasan :
          a. Rupa-brahma berarti brahma bermateri, yaitu brahma yang
              mempunyai pancakkhanda ( lima kelompok kehidupan ).
          b. Arupa-brahma berarti brahma tak bermateri, yaitu brahma
              yang hanya mempunyai namakkhandha
            ( kelompok batin : vedanakkhandha, sannakkhandha,
              sankharakkhandha, dan vinnanakkhandha ), tidak
              mempunyai rupakkhandha ( kelompok jasmani/materi ).
         c. Dalam rupa-bhumi 16, ada alam yang bernama
             “ asannasatta-bhumi “
            ( lihat No. 2, bagian 3-4 catuttha jhana bhumi 7,
              dalam rupa-bhumi 16 ). Brahma asannasatta ini hanya
              mempunyai jasmani ( rupa ), tidak mempunyai
              batin ( nama ).

PERLU DIKETAHUI :
1. Dalam 31 alam kehidupan, sesuai dengan jalannya hukum
    karma, kita pernah dilahirkan pada 26 alam kehidupan
    ( tidak termasuk alam suddhavasa 5 ), karena alam suddhavasa
      khusus untuk anagami. Anagami yang berada di alam
      suddhavasa tidak akan dilahirkan lagi pada alam-alam
      kehidupan yang lain, mereka akan menjadi arahat di alam
      suddhavasa 5.
2. Yang Maha Sempurna Buddha Gotama juga pernah mengajarkan
     tentang orang halus di surga, yang disebut dewa.
3. Apaya-bhumi 4 ditambah dengan kamasugati-bhumi 7
     disebut kama-bhumi 11.
     Rupa-bhumi 16 ditambah dengan arupa-bhumi 4
     disebut brahma-bhumi 20.
     Kamasugati-bhumi 7 ditambah dengan brahma-bhumi 20
     disebut sugati-bhumi 27.
     Sugati-bhumi 27 ditambah dengan apaya-bhumi atau
     dugati-ahetuka-bhumi 4 disebut bhumi 31,
     atau disebut 31 alam kehidupan.
  
Telah diedit dari sumber nya.www. bluelotus4happiness.blogspot.com

Sumber : Abhidhammatthasangaha oleh Pandit J. Kaharuddin

            



Posted via Blogaway