Senin, 23 November 2015

Mengingat jasa istri

Andai suami tahu betapa SAKITnya melahirkan anak, pasti tidak akan sanggup MENYAKITI hati istrinya.

Diantara jasa-jasa Isteri anda;
1. Mau menikah dengan anda.
2. Menyelamatkan anda dari perbuatan terlarang.
3. Setia menemani dan membantu anda dalam suka dan duka.
4. Mengandung, melahirkan dan menyusui anak-anak anda.
5. Menjadi madrasah bagi anak-anak anda, mengajari bicara, mendidik, dll
6. Sabar merawat anak-anak anda dalam segala keadaan, ketika mereka sehat atau sakit.
7. Menjadi pelengkap hidup anda…
dan lain-lain
Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik sikapnya kepada istrinya.
====================
Nasehat untuk para Suami

Istrimu adalah wanita yg mengandung keturunanmu 9 bulan, dari anak ke anak berikutnya.. Lelah diatas lemah badannya..
Ia pula yg lebih tlaten merawat anak anakmu sampai usia dewasa..
Ia pula yg melayani biologismu dg halal dan tulus..
Ia pula yang merawat isi rumahmu dan menjaganya..
Masakan yg nikmat adalah masakan istrimu..

Ia mendampingimu dikala suka maupun duka..
Ia merawatmu dengan tulus dikala sakitmu..
Ia akan tetap mendampingimu walau engkau sudah tua renta..dan sakit sakitan..
Mungkin terkadang keta’atan istrimu kepadamu lebih besar dari pada ta’atnya anak anakmu kepadamu..

Wahai suami..
Jangan sampai engkau tidak penuhi hak dia sebagai istri..
Jangan engkau sia-siakan dia..
Jika Ada waktu senggang yg sebenarnya dapat digunakan untuk ikut membantu pekerjaan rumah tangga atau ikut merawat anak anakmu..
Maka lakukanlah..
Ajak dia berseda gurau dengan mesra atas kebaikannya padamu agar terpupuk kasihsayangnya padamu…
Jangan engkau buang waktumu hanya untuk bbm ria, ngenet, nonton film,atau malah keluyuran malam gak jelas tujuan..
Jangan sekali kali engkau cela masakannya.. Jangan pula engkau pukul dia sesuka hatimu..
Berbuatlah baiklah kepada istri, karena sebaik-baiknya laki-laki adalah yang paling baik terhadap istrinya.


Lelaki seperti apa, menghasilkan istri seperti apa.

Seorang suami merasa istrinya semakin lama semakin egois dan kasar. Karena itu, mereka sering bertengkar setiap hari. Karena seringnya bertengkar, lelaki ini  memilih untuk memiliki selingkuhan.
Akhirnya, mereka bercerai dan sang suami menikah lagi dengan selingkuhannya dan sang mantan istripun tak lama kemudian menikah lagi.

Mereka masih belum dikaruniai anak. pernikahan baru keduanya masing masing berjalan dengan sangat lancar.
Tetapi setelah menikah, istri baru dari lelaki ini semakin lamapun kelembutannya semakin pudar,mulai egois, dan kasar.
Rumah tangga mereka berakhir sama seperti yg dulu, hanya masalah sedikit bertengkar.

Istri barunya bahkan tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, dengan  terpaksa membersihkan rumah sendiri.
Suami merasa nasib dia tidak baik, mengapa ia selalu memilih istri yg kurang baik, setiap hari ia mengeluh.
Sampai suatu hari, di suatu acara makan malam ia secara kebetulan bertemu dengan suami baru dari mantan istrinya.
Pada awalnya kedua lelaki ini tidak berbicara apa apa, tetapi setelah saling menyapa merekapun minum bersama.

Akhirnya si suami tak bisa menahan diri lagi dan bertanya kepada suami dari mantan istri ny tentang  keadaan rumah tangga mereka,setelah menikah dengan mantan istrinya,  Suami mantan istrinya ini tidak tampan, tetapi sangat teliti dalam berbicara dan berkata, “Istri saya adalah wanita yg sangat hebat, sangat perhatian dan lembut, ia mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tanpa mengeluh. Juga sangat menyayangi saya, ia selalu bersikap baik ke orangtua, saudara, dan teman teman saya. Saatnya jujur dia akan jujur, saatnya butuh perhatian, dia akan memberi perhatian penuh. Wanita seperti ini, sudah sedikit sekali.”
Setelah mendengarnya sang suami merasa bingung, dan berpikir apa dia memang sebaik itu?. Mengapa dulu dia sama sekali tidak menyadarinya?  Pasti ini semua cuma bualan suami baru istrinya ini untuk membuat saya bingung.
Beberapa hari kemudian, kebetulan sekali, sang suamu ini pergi berbelanja ke supermarket dan melihat mantan istri dan suami barunya sedang berbelanja, dan  memperhatikan sambil bersembunyi, akhirnya ia menyadari pasangan itu benar benar bahagia.
Kebahagian itu bisa ia lihat dari senyuman mantan istrinya yg selalu bermekaran. Juga bisa dilihat dari pelukan lembut yg diberikan oleh lelaki di sampingnya itu.

Sebenarnya, di bermacam situasi, istri berubah menjadi malaikat atau berubah menjadi nenek sihir, semua tergantung pada lelaki.
Didetik wanita memutuskan untuk menikah, ia juga memutuskan untuk menjalani hidup dengan baik bersama suaminya.
Walaupun dalam pernikahan, kesabaran merupakan suatu kebajikan, tetapi jika ada cinta maka ada toleransi.
Saat anda merasa tidak puas dengan wanita anda, wanita pun tidak peduli lagi.

Pesan dari renungan ini, jika anda menginginkan wanita baik seperti malaikat, terlebih dahulu perlakukan dia sebagai malaikat.
Karena semua wanita di dunia yang sudah menjadi “istri seseorang” memiliki potensi menjadi malaikat.
Saat anda bisa melakukannya dengan baik, anda akan menyadari bahwa perubahan sikap anda dapat membentuk sesosok malaikat yg sempurna.
Cinta wanita muncul karena kasih sayang pria, Kebencian wanita muncul karena kebohongan pria;
Keluhan wanita muncul karena kedinginan pria.
Kebahagiaan wanita muncul karena kehangatan pria.
Kecantikan wanita muncul karena dimanjakan pria.
Kerusakan wanita adalah hutang pria.
Wanita adalah sebuah piano, jika bertemu dengan seorang pianis handal, suara yg dihasilkan adalah lagu kelas dunia, jika dimainkan oleh orang biasa, maka akan menghasilkan lagu pop, tetapi apabila dimainkan oleh orang sembarangan, pasti tidak akan membentuk sebuah lagu.


Sabtu, 24 Oktober 2015

Tentang Agama Buddha



Ayo....kita memahami Buddha
Klik........📥 Artikel Buddhis http://artikel-anien.blogspot.com/


PENGENALAN AGAMA BUDDHA

Pernah sy brtny ma bbrapa temen anak sy yg skolah ny masih sd dan msh blm mempelajari Agama Buddha...tentang agama Buddha..prtnyaan sederhana "apa agama kalian" mrk serentak menjawab; "agama Buddha".sy hny trsenyum dn
berkata"bagus".
Slanjut ny sy mmberi pertnyaan lg " Lalu klo kalian beragama Buddha, trus siapa Tuhan ny?" lalu mereka pd brpikir lalu mnjawab "Dewi Kwan Im" ada yg menjawab "Thi Kong" ada jg yg lucuny mnjawab "kera sakti" mngkn krena teringat film ny kali 😂. Pokok ny segala yg berakhiran kong diblng Tuhan..lalu akong ny gimana? Tuhan jg?..😁😁
Brawal dr pertanyaan ini trus sy berpikir apakah mereka ini blm mengenal Agama Buddha atau hny status doank,yg istilahny Buddha KTP.

Topik kali ini sy mngambil Pengenalan terhadap Buddha dari awal..

1. Apa itu Agama Buddha..?

Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India yg skrg ini disebut Nepal. Pendiri agama Buddha ialah Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Agama Buddha adalah agama tertua yg dianut oleh umat di seluruh dunia.

2. Siapa Tuhan dalam Agama Buddha..?

Klo tidak mengetahui agama Buddha maka akan kebingungan untuk menjawab pertanyaan ini 😇.

Konsep Ketuhanan dalam Agama Buddha.
Secara umum, kebanyakan pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama harus mempunyai “Satu Tuhan yang diakui”. Konsep Tuhan dari sudut pandang ini jelas mempersonifikasikan Tuhan sebagai Sosok pribadi atau makhluk seperti halnya manusia. Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep Tuhan sebagai makhluk Adikuasa yang mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan disekolah maupun lingkungan sekitar kita.

Yang sulit adalah, ketika kita mendapatkan kebenaran hakiki dari suatu konsep yang lain, yang menyatakan bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah. Sulitnya karena  kemelekatan  kita  pada  konsep tersebut (bahwa “Tuhan dipandang sebagai Sosok Pribadi”, pengatur dan pencipta alam semesta beserta isinya) telah begitu kuat. Jika kemelekatan (Kepercayaan) kita terhadap konsep itu sudah demikian kuatnya, maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada, walaupun konsep yang lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya.

Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam agama Buddha itu Tuhannya yang mana, bagaimana pula karakteristiknya, mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah Dhamma, konsep tentang Tuhan ini sangat jarang disinggung ?
Bagaimana sesungguhnya konsep mengenai Tuhan dalam agama Buddha ?

Menurut para ahli , dikatakan bahwa agama Buddha digolongkan sebagai agama yang Agnostik (Tidak mengetahui keberadaan Tuhan) dan tidak mengenal Tuhan pencipta (Atheis).
Menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa disebut sebagai agama, karena tidak adanya Tuhan dan segala macamnya, namun lebih cenderung ke filosofi.

Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep Tuhan dengan definisi sebagai pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti manusia, yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb. Sehingga agama Buddha sering disebut Atheis.

Tentunya konsep ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah terlanjur melekat pada pandangan Tuhan sebagai pribadi atau makhluk Yang Agung, Maha Tinggi dan Maha segala-galanya, dimana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep yang sama seperti itu. Namun, cara pandang ajaran Buddha terhadap konsep Tuhan ini memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya.

TUHAN dalam agama Buddha didefinisikan sebagai “Yang Mutlak” , maka jika meminta definisi Tuhan sebagai Yang Mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian sabda Sang Buddha tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII : 3.

“Ketahuilah para Bhikkhu,

bahwa ada sesuatu Yang tidak dilahirkan,

Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak.

Apabila tidak ada Yang tidak dilahirkan,

Yang tidak menjelma,Yang tidak diciptakan, Yang mutlak,

maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran,

 penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.

Tetapi, karena ada Yang tidak dilahirkan,

Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak,

maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran,

penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu”.

Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama Theistik (ber-Tuhan). “Yang Mutlak” itu sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan “Yang Mutlak”  itulah yang disebut dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak menjelma, Tidak tercipta dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang “Tanpa Aku” (anatta/anatman), yang tidak dapat dipersonifikasikan (disamakan dengan suatu sosok yang berkepribadian) dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.

Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan Atheis, karena jika melihatnya hanya dari sudut pandang Personal, agama Buddha memang tidak memiliki Tuhan yang berkepribadian seperti itu. (yang memiliki sifat murka, cemburu, menghukum, pilih kasih, sayang dan sebagainya ).

“Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan”.

3.Pendiri Agama Buddha

Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Agama Buddha , yg skrg dikenal dengan Sang Buddha.

Siddharta  Dautama adalah seorang pangeran di negara India beliau dilahirkan pada tahun 563 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya sang ibunda melahirkan , beliau berdiri memegang dahan pohon sala. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah , 7 langkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.

Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi Buddha. 

4. Keyakinan umat Agama Buddha

Sad Saddha artinya keyakinan. Keyakinan disini bukan berarti kepercayaan yang membabi buta, atau asal percaya saja, akan tetapi keyakinan yang berdasarkan pada fakta dan kebenaran. Yang dimaksud kebenaran adalah kesunyataan (Paramatha Sacca).
Isi dari Sad Saddha atau 6 keyakinan adalah :

-SADDHA terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-SADDHA terhadap Tiratana
-SADDHA terhadap Buddha, Bodhisatva, Arahat & Dewa
-SADDHA terhadap Hukum-hukum Kesunyataan
-SADDHA terhadap Kitab suci Tipitaka
-SADDHA terhadap Nibanna 

Keyakinan atau Saddha mengandung 2 unsur, yaitu : 

             1. Melihat atau mengalami langsung (EhiPassiko)
             2. Percaya kepada orang yang mengajarkan Dharma
                 yaitu Buddha.

5. Kitab suci agama Buddha.
   
Tripitaka adalah kitab suci agama Budha. “Tri” artinya “tiga” dan “Pitaka”artinya “keranjang”atau kumpulan,
jadi Tripitaka  adalah  tiga keranjang. Tripitaka terdiri dari :

Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka merupakan suatu kumpulan tata tertib dan peraturan cara hidup yang ditetapkan untuk mengatur murid-murid sang  Budha yang telah diangkat menjadi Bhikku atau Bhikkuni ke dalam Sangha.

Sutta Pitaka
Sutta Pitaka adalah kumpulan ceramah, dialog, atau berisi wejangan-wejangan sang Budha.

Abidharma Pitaka
Abidharma atau abhidhamma adalah susunan ceramah dan perkembangan logika tentang dharma dari ajaran Hyang Buddha, membahas filsafat dan metafisika, juga sastra, memberikan definisi kata-kata Buddha Dharma, dan penjelasan terperinci mengenai filsafat dengan sistematis, memantapkan suatu metode mengenai latihan spiritual oleh para sesepuh dari aliran atau sekte pada waktu itu.

Ini lah pandangan yg sy bagikan kepada pembaca yg ingin mengetahui Agama Buddha.

SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA
Semoga semua makhluk bahagia.. Saddhu..Saddhu..Saddhu.. 


Jumat, 16 Oktober 2015

Kama bhumi

Kama bhumi dimana alam kehidupan yg penuh dengan nafsu indria dan masih terikat dgn panca indra, Dalam tiga puluh satu alam kehidupan terdapat satu kelompok alam yang disebut Kama Bhumi. Kama Bhumi adalah alam kehidupan yang makhluk-makhluknya masih senang dengan nafsu indera dan terikat dengan panca indera. Pada umumnya makhluk-makhluk yang berdiam di Kama Bhumi ini masihsuka menikmati kesenangan-kesenangan duniawi. Misalnya, makhluk yang berdiam di Manussa Bhumi itu masih memiliki nafsu. Namun, mereka kadang-kadang kecewa bila nafsu nya tdk trcapai. Mereka kadang-kadang sedih bila pesta usai, perpisahan,bila perjalanan ke tempat-tempat rekreasi berakhir, dan lain-lain. Kadang mereka merasakan senang,gembira,puas bila mana tercapai apa yg diinginkan. Dengan demikian, kesenangan-kesenangan duniawi itu bersifat tidak kekal. Oleh sebab itu, makhluk-makhluk yang berdiam di Kama Bhumi harus menyadari hakekat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya. Selanjutnya, mereka harus berusaha mempraktekkan ajaran-ajaran Sang Buddha dalam kehidupannya sehari-hari, agar mereka dapat terbebas dari kekecewaan, ketidakpuasan, atau dukkha.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa di alam semesta ini terdapat juga makhluk-makhluk yang masih memiliki nafsu indera. Mereka berdiam di Kama Bhumi.
Kama Bhumi terbagi 11 alam kehidupan, yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :

A. Apaya Bhumi atau Duggati Bhumi, yang terdiri atas empat alam.
   
     1. Niraya Bhumi atau alam neraka.

     2. Peta Bhumi atau alam setan.

     3. Asurakaya Bhumi atau alam raksasa asura.

     4. Tiracchana Bhumi atau alam binatang.



B. Kamasugati Bhumi, yang terdiri atas tujuh alam.

    1. Manussa Bhumi atau alam manusia, yang terdiri
        atas satu alam.

    2. Deva Bhumi atau alam dewa, yang terdiri atas enam alam.

Demikian penjelasan tentang KAMABHUMI yg merupakan salah satu   kelompok alam dari 31 alam kehidupan ,yg trbagi mnjd 11 alam.
Sementara artikel ini sampai disini dulu,maklumlah..mataku sudah 5 watt da mulai muram 😩.


Hukum karma

Hukum karma adalah salah satu ajaran yang penting dalam agama Buddha. Hukum karma merupakan ajaran yang amat dalam dan rumit, maka untuk itu dibutuhkan suatu uraian yang terperinci untuk memahaminya.

Secara umum, karma berarti perbuatan. Umat Buddha memandang hukum karma sebagai hukum kosmis tentang sebab dan akibat yang juga merupakan hukum moral (Kitab Hukum Karma) yang impersonal. Menurut hukum ini sesuatu (yang hidup maupun yang tidak hidup) yang muncul pasti ada sebabnya. Tidak ada sesuatu yang muncul dari ketidakadaan.

Dengan kata lain, tidak ada sesuatu atau makhluk yang muncul tanpa ada sebab lebih dahulu. Kita berbicara tentang akibat bila sesuatu itu terjadi tergantung pada kejadian yang mendahuluinya dan kejadian mula yang menghasilkan kejadian berikutnya disebut ‘sebab’. Rumusan agama Buddha tentang sebab akibat (Paticcasamuppada) adalah :

Dengan adanya ini, terjadilah itu. Dengan timbulnya ini, timbulah itu. Dengan tidak adanya ini, maka tidak ada itu. Dengan lenyapnya ini, maka lenyaplah itu.(Khuddhaka NikayaUdana 40)

Pernyataan ini merupakan teori relativitas yang digunakan pula untuk menerangkan tentang munculnya alam semesta. Ajaran agama Buddha menekankan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Yang Agung, Mulia, Suci, Mutlak dan Impersonal. Sedangkan kemahakuasaan Tuhan dalam dhamma dijabarkan dalam hukum universal sebab akibat atau hukum relativitas yang Impersonal. Tentang alam semesta terjadi karena adanya hukum relativitas. Hukum ini meliputi seluruh semesta alam dan hukum ini bekerja dengan sendirinya. Menurut hukum ini alam semesta adalah dinamis atau selalu berubah dan setiap perubahan selalu terjadi secara relatif.

Ada perubahan yang berlangsung dengan cepat tetapi ada juga perubahan yang berlangsung dengan perlahan, sehingga perubahan yang perlahan ini tidak nampak atau sulit dimengerti oleh tidak bijaksana,
Contoh cara kerja hukum ini, adanya suatu keadaan disebabkan oleh suatu keadaan lain dan keadaan ini pun disebabkan oleh keadaan lain pula, begitu seterusnya. Cara kerja hukum ini mirip dengan hukum ilmu pengetahuan tentang aksi dan reaksi.

Hukum karma dapat di lihat dari 2 aspek, yaitu
Aspek kosmis dan aspek moral.

ASPEK KOSMIK
Hukum karma dalam aspek kosmis meliputi alam fisik dan psikis. Dipandang dari sisi kosmis, makhluk – makhluk hidup seperti manusia dan binatang adalah fenomena materi. Keberadaan manusia dan binatang adalah fenomena relatif karena mereka ada disebabkan adanya hal – hal lain seperti adanya makanan, minuman, matahari, dunia dan sebagainya. Mereka mengalami perubahan, muncul dan lenyap, seperti semua hal di dunia. Dunia pun akan mengalami proses perubahan, muncul dan lenyap. Demikian pula dengan alam semesta yang berisi banyak galaksi serta tata surya yang tidak terhitung banyaknya selalu berproses, muncul dan lenyap.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa walaupun aspek kosmis dari hukum karma Buddhis berlangung demikian, tetapi itu hanya merupakan implikasi dari konsepnya sebagai hukum sebab dan akibat. Yang sangat penting dari hukum ini adalah aspek kedua yang merupakan hukum moral. Dalam aspek ini hukum karma memegang peranan yang penting dalam ajaran etika Buddhis. Ajaran etika Buddhis tercermin dengan jelas dalam semua ajaran yang disampaikan oleh Sang Buddha selama hidup dia.

Ajaran karma Buddhis sebagai hukum moral menitik beratkan pada perbuatan – perbuatan manusia yang dilakukan melalui perbuatan jasmani, ucapan dan pikiran. Perbuatan perbuatan itu diklasifikasikan sebagai karma bila suatu perbuatan dilakukan karena adanya niat atau kehendak (Cetana). Suatu perbuatan tanpa niat atau kehendak tidak dapat disebut karma karena perbuatan itu tidak akan menghasilkan akibat moral bagi pembuatnya. Niat atau kehendak yang dimaksudkan dengan karma, seperti yang dikatakan Sang Buddha dalam Angutara Nikaya III :

“O para bhikkhu, kehendak yang saya maksudkan dengan karma. Seseorang karena memiliki kehendak dalam pikirannya maka ia melakukan perbuatan dengan jasmani, ucapan dan pikiran.

ASPEK MORAL
Aspek moral menitiberatkan pada perbuatan kita sendiri.
Karma atau perbuatan dalam aspek moral mencakup nilai-nilai etika tentang baik dan buruk. Hal ini merupakan konsep yang lebih luas dari pada persoalan tentang benar dan salah bila dilihat dari sisi pandangan sehari hari tentang makna dari kata itu. Apa yang dianggap benar menurut pandangan umum Mungkin tidak baik dalam pengertian moral, demikian pula dengan kata buruk. Misalnya menurut pandangan umum adalah benar bila tentara membunuh musuh dalam pertempuran. Tetapi pembunuhan ini tidak benar menurut hukum moral. Menurut pandangan moral Buddhis suatu pembunuhan adalah pelanggaran hukum moral, pembunuhan ini dipandang sebagai perbuatan karma buruk. Ajaran agama Buddha menganjurkan kita untuk mengembangkan perasaan cinta kasih (metta) dan kasih sayang (karuna) terhadap semua makhluk. Anjuran ini meliputi perasaan memusuhi makhluk hidup harus dilenyapkan.

Prinsip dasar dari hukum karma adalah barang siapa yang menanam maka dia yang akan memetik hasilnya apakah hasil itu baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk dinilai berdasarkan pada akibat yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang dialami oleh pembuat. Seseorang yang telah melakukan karma buruk pasti menderita karena menerima hasil perbuatannya sendiri. Kita tidak mungkin menghindarkan diri dari akibat yang tidak menyenangkan yang dihasilkan oleh karma buruk yang telah kita lakukan.

Sehubungan dengan hal ini Sang Buddha berkata :

Tidak di angkasa, di tengah lautan atau pun di dalam gua – gua gunung, tidak dimanapun seseorang dapat menyembunyikan dirinya dari akibat perbuatan– perbuatan jahatnya.(Dhammapada 127)

Dalam aspek moral karma merupakan ajaran kembar dengan kelahiran kembali. Menurut hukum sebab akibat ini, seseorang adalah hasil perbuatannya sendiri. Ia sendiri yang menyebabkan keberadaanya dan ia sendiri yang bertanggung jawab untuk masa depannya. Pada kelahiran yang lampau pun seseorang telah menyatakan kehendak melalui perbuatan jasmani, ucapan atau pikiran, maka berdasarkan pada perbuatan perbuatannya itu sekarang ia hidup. Kondisi dan lingkungan tempat kelahiran seseorang ditentukan oleh karma dari kehidupannya yang lampau. Pada kehidupan sekarang ini, seseorang menerima hasil sebagai akibat karmanya yang lampau dan melakukan karma-karma yang baru. Karma baru dan karma lampau yang belum berbuah akan membentuk kondisi tempat kelahirannya pada masa kehidupan yang berikut. Setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan perbuatan baik atau buruk. Bila pada kehidupan ini seseorang telah melakukan perbuatan buruk dan ia menyadari bahwa perbuatannya itu adalah buruk serta akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan, maka agar akibat karma buruk itu tidak terlalu berat atau tidak efektif ia harus melakukan banyak perbuatan baik.

Untuk memperjelas hal ini, misalnya disebuah desa ada seorang yang bernama A. A mencuri Rp 1000 dari si B, tetapi sebelum B mengetahui A yang mencuri, A yang menyadari bahwa perbuatannya adalah salah, merasa takut bila perbuatannya ketahuan maka ia pindah ke kota. Di kota, A bekerja dengan rajin dan berusaha dengan sungguh – sungguh sehingga setelah beberapa tahun ia menjadi kaya. Dengan kekayaan ini A melakukan banyak perbuatan baik dengan berdana kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya maupun yang jauh. Tetapi tidak lama setelah A meninggalkan desanya, B mengetahui bahwa A adalah orang yang mencuri uangnya. Beberapa tahun kemudian B mengetahui dimana A berada. B mendatangi orang-orang di sekitar tempat A dan memberitahukan kepada orang-orang bahwa A adalah seorang maling, karena A telah mencuri Rp 1000 darinya. Namun orang orang di kota itu tidak memperdulikan kata kata B, malahan orang-orang itu membela A.

Dari contoh diatas kita lihat bahwa karma buruk tetap berbuah, tetapi akibatnya tidak berat atau tidak efektif sama sekali karena perbuatan baik yang dilakukan manfaatnya besar sekali. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan dan penderitaan tergantung pada diri kita sendiri.

Demikian penjelasan dari arti hukum karma,pelajaran hukum karma ini sangat luas,karena ini pelajaran dasar agama Buddha.


Jumat, 09 Oktober 2015

Anak kita beralih agama lain....?

Si A: ”Wah, pusing nih, besok kalau gue meninggal kayaknya kagak disembahyangi nih, habis pegang hio, pasang foto gue dibilangin sama anak tidak boleh”

Si B: “Bukan loe aja, kalau bini gua beli banyak buah-buahan buat sembahyang, anak gue kagak ada satupun yang mau makan, katanya nggak boleh karena bekas sembahyang. Jadi di mesti buang, akhirnya beli seadanya saja”

Si C:”Itu mah belum parah, yang parah tuh kalau gue lagi sembahyang leluhur dibilangin lagi sembah berhala, entar bisa jatuh ke Neraka“

Contoh pembicaraan diatas adalah cuplikan yang tidak jarang kita dengar saat anak anak kita tlah beralih agama. Apakah hanya sebatas itu yang Anda harapkan dari anak Anda? Apakah Anda takut tidak ada yang menyembahyangkan sesudah Anda meninggal, Apakah kita mengusir anak kita ,Apakah kita melarang untuk kebebasan memilih agama atau sekadar ingin dia hanya ikut pasang-pasang hio, dan sebagainya.
Tidak demikian tentunya! Sesungguhnya yang kita inginkan adalah agar anak kita dapat tumbuh menjadi anak yang baik, berbakti, pintar, bermoral, mempunyai ketahanan yang baik dalam menghadapi segala jenis masalah hidup, dan sebagainya. Aspek spiritual adalah aspek yang sangat mendasar dan paling penting dalam kehidupan baik bagi Anda maupun anak anda.
Masalah yang diungkapkan di atas, jika diartikan secara lebih khusus adalah, “Bagaimana orangtua Buddhis dapat mengajarkan ajaran Buddha dengan baik kepada anak-anaknya? Pada kenyataaannya, aspek ini hampir terabaikan begitu saja. Bandingkan dengan para orangtua dari non-Buddhis, yang sejak kecil anaknya sudah dibaptis ataupun dipermandikan menjadi pengikut agama yang telah diyakini oleh orangtuanya. Orangtua Buddhis cenderung bersifat acuh tak acuh, dan dengan argumen bahwa biarlah kelak anaknya bisa memilih agamanya sendiri, yang penting semua agama sama, mengajarkan kebaikan. Apakah benar demikian?
Artikel ini dituis untuk dapat dijadikan sebagai bahan perenungan bagi para orangtua Buddhis, yang sebagian besar dikutip dari “Bagaimana Mengajarkan Agama Buddha Pada Anak” yang pernah dimuat di Majalah Dhammacakka,
Jika kita berada di negara Buddhis, di tengah-tengah tradisi Buddhis yang telah berabad-abad lamanya, posisi seorang anak Buddhis jauh lebih mudah. Namun tidak demikian dengan di Indonesia, di mana Buddhis merupakan minoritas dan dikelilingi oleh berbagai agama lain, sehingga dapatlah dimengerti peran orangtua merupakan faktor yang terpenting dalam menanamkan keyakinan pada anaknya.Dan perlu disadari penanaman keyakinan pada anak kita secara otomatis akan berkaitan dengan cara hidup yang benar. Tanamkan keyakinan pada anak Anda sejak kecil mengenai kebesaran dan keagungan Sang Buddha.

Adalah suatu ide yang sangat penting, bila sejak kecil anak-anak harus dilatih untuk yakin akan keagungan dan kemuliaan Sang Buddha. Penggunaan patung ataupun gambar Sang Buddha adalah suatu ide yang bagus untuk mengajarkan anak kita memberikan penghormatan kepada Sang Buddha, sebagai guru yang agung untuk manusia. Jelaskan bahwa penggunaan patung Buddha ini sebagai objek konsentrasi dan penghormatan, bukanlah penyembahan berhala seperti yang sering diajarkan oleh para pendidik agama non-Buddhis yang mengharuskan anak kita mengikuti pelajaran agamanya di sekolah yang berada dalam naungan suatu agama tertentu. Penggunaan patung Buddha sebagai objek penghormatan ini menjadi lebih efektif untuk mengingatkan kita kepada Sang Guru Agung dibandingkan simbol-simbol lain. Ibarat seorang anak yang menyimpan foto orangtuanya akan memudahkan dia untuk mengingat sifat-sifat luhur orangtua dibandingkan dengan barang-barang yang langsung pernah diberikan kepadanya.

Dapat pula dijelaskan kepada anak-anak bahwa objek-objek konsentrasi dan penghormatan ini tidak hanya digunakan oleh agama Buddha, tetapi semua agama di dunia menggunakan objek yang berbeda-beda. Agama Hindu menggunakan patung, agama Katolik menggunakan patung dan salib, Agama Kristen menggunakan Salib, dan lain sebagainya.

Demikian juga halnya penghormatan terhadap anggota Sangha (bhikkhu/bhiksuni) dengan bersujud ataupun bernamaskara. Perlu dijelaskan bahwa itu merupakan cara penghormatan yang tidak lain seperti penghormatan pada tradisi-tradisi lain, dan bukanlah menyembah orangnya.

Aspek filsafat dari Buddhisme yang cenderung terlalu dalam untuk dimengerti anak-anak dapat dituangkan dalam upacara-upacara sederhana yang lebih praktis untuk anak-anak. Latihlah anak-anak untuk melakukan upacara-upacara sederhana seperti persembahan air, dupa, lilin, ataupun bunga di altar di depan patung/gambar Sang Buddha. Bahkan perlu juga dijelaskan secara sederhana arti dari persembahan-persembahan tersebut. Dengan demikian akan mengembangkan kebiasaan menghormati dan merenungkan sifat-sifat mulia Sang Buddha sejak kecil.

Mengembangkan welas-asih anak Anda sejak kecil juga penting, karena selain dapat meningkatkan kepedulian  terhadap mereka yang kurang beruntung, juga dapat membuat anak-anak lebih menghargai segala sesuatu yang mereka miliki sekarang. Untuk itu, ajaklah anak Anda untuk melakukan Meditasi Cinta Kasih setiap malam menjelang waktu tidur mereka.
Memberikan visudhi kepada anak juga merupakan suatu hal yang sangat baik untuk mempertebal keyakinan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. 

Dalam artikel ini mungkin ada inspirasi bagi pembaca agar bilamana suatu saat anak anak kita memilih kepercayaan ny sendiri.


Selasa, 06 Oktober 2015

Tempat ibadah umat buddha

Arama,Vihara,Cetiya sama2 merupakan tempat beribadah agama buddha.perbedaannya hanya pada fasilitas yg di sediakan.bukan pada luas tempatnya

Arama
Arama memiliki ruang sembayang untuk umum, Dhammasala, Uposatha, Kuti(tempat tinggal para bhikhu/bhikhuni), Perpustakaan,dan Taman yang luas.taman ini biasanya digunakan sebagai tempat meditasi bisa juga untuk pendidikan  bagi bikhu di ruang terbuka.

Vihara
Vihara memiliki ruang sembayang untuk umum, Dhammasala, Uposatha, Kuti(tempat tinggal para bhikhu/bhikhuni),Perpustakaan.tapi tidak memiliki taman.


Cetiya
Cetiya hanya memiliki ruang sembayang untuk umum.tidak memiliki ruang dhammasala,uposatha,maupun kuti.

Adapun tempat tempat untuk melakukan kebaktian seperti Dharma Prasadha, Dharma Sala, Dharma Loka, Samadhi Loka, dll.

Dharma Prasadha yaitu tempat sembahyang Agama Buddha yang dipergunakan juga untuk khotbah.

Kuti yaitu tempat tinggal para Bhiksu

Sasana yaitu tempat belajar Agama Buddha atau perpustakaan

Dharma Sala yaitu ruangan sembahyang, upacara dan khotbah ajaran Buddha

Dharma Loka yaitu tempat khotbah Agama Buddha

Samadhi Loka yaitu Ruangan Samadi 
Kebanyakan Vihara maupun Arama mengabungkan ruang sembayang untuk umum dengan ruang dhammasala.jika yang lebih besar bangunannya.ada yg memisahkan ruangnya.ruang dhammasala biasanya berfungsi sebagai tempat membeberkan dharma.tetapi bykan ruang ini digabungkan dengan ruang sembayang umum sehingga juga berfungsi sebagai tempat kebaktian&puja bakti.

Demikian dari artikel ini untuk pengetahuan dasar kita tentang tempat ibadah agama Buddha.


Jumat, 02 Oktober 2015

31 alam menurut ajaran Buddhis

Ada 31 alam kehidupan dalam ajaran Buddhis,smua alam ini diisi oleh mahkluk2 yg menjalankn sesuai karma mereka.dialam ini mereka masih mengalamin kelahiran,penderitaan dan kematian,dialam ini smuanya tdk kekal.31 alam ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu;

A. KAMA BHUMI terdiri dari 11 alam.
B. RUPA BHUMI terdiri dari 16 alam.
C. ARUPA BHUMI terdiri dari 4 alam.

A.KAMA BHUMI yaitu alam kehidupan dimana mahkluk2 masih
    terikat pada nafsu indra dan panca indra, KAMA BHUMI ini dibagi 
    menjadi    2 kelompok yaitu;
    a. APAYA BHUMI ada 4 alam kehidupan yg menyedihkan.
    b. KAMASUGHATI BHUMI ada 7 alam kehidupan yg dipenuhi
        dengan nafsu indra.
    
    a. APAYA BHUMI adalah alam kehidupan yg menyedihkan,
         alam ini terbagi menjadi 4 alam yaitu;
        1.NIRAYA BHUMI
        2.TIRACCHANA BHUMI
        3. PETA BHUMI
        4. ASURAKAYA BHUMI

        1. NIRAYA BHUMI
            yaitu alam neraka,alam ini tidak terdapat
            kesenangan dan kebahagian,alam ini dibagi beberapa bagian
            yaitu;
             - Sanjiva neraka.
             - Kalasutta neraka.
             - Sanghata neraka.
             - Roruva neraka.
             - Maharoruva neraka.
             - Tapana neraka.
             - Mahatapana neraka.
             - Avici neraka. (Devadatta berada di alam ini)
             Pembagian alam neraka ini berdasarkan perbuatan
             tidak baik, buruk dan jahat.

         2. TIRACCANA BHUMI
             Yaitu alam binatang,mahkluk yg berada
             dialam ini tidak pernah mendapatkan kebahagian,dalam
             alam  ini tidak menyediakan kondisi yg cocok untuk
             perbuatan jasa.
             mahkluk binatang ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu;
             1.kelompok mahkluk binatang yang dapat dilihat oleh mata
                biasa.
             2.kelompok mahkluk binatang yang tidak dapat dilihat oleh
                mata biasa.
             Mahluk binatang ini jg di kelompokan berdasarkan jumlah
             kaki nya
             -Apadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg tidak
                           mempunyai kaki.
             -Dvipadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg
                           mempunyai dua kaki.
             -Catupadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg
                           mempunyai empat kaki.
             -Bahupadatiracchana ; kelompok mahkluk binatang yg
                           mempunyai seribu kaki.

          3. PETA BHUMI 
              Yaitu alam setan dimana mahkluk yg diam di alam ini jauh
              dari kesenangan dan kebahagian.mahkluk ini tidak
              mempunyai tempat sendiri,mereka tinggal di alam manusia
              seperti di pohon,gunung dan lain ny.
              Alam setan ini dibagi menjadi beberapa kelompok ;
              1.PETA 4
              2.PETA 12
              3.PETA 21
        
                    1.PETA 4 (tertera dalam kitab petavatthu atthakatha)
                       - Parattupajivika peta : setan yg hidup ny dipelihara dan
                                mendapatkan makanan dari orang yg sembayang.
                       - Khupapipasikha peta : setan yg slalu lapar dan haus.
                       - Nijjhamatanhika peta : setan yg slalu kepanasan.
                       - Kalakancika peta : setan asura.
  
                    2.PETA 12 (tertera dalam kitab gambhilokapannatti)
                       - Vantasa peta : setan yg memakan air liur,dahak dan
                                  muntahan.
                       - Kunapasa peta : setan yg memakan mayat manusia
                             dan binatang.
                       - Guthakhadaka peta: setan yg memakan kotoran.
                       - Aggijalamukha peta: setan yg mulutnya slalu ada api.
                       - Sucimuja peta: setan yg mulutnya sekecil lobang
                             jarum.
                       - Tanhattika peta: setan yg dikuasai tanha ( nafsu)
                             sehingga mereka slalu lapar dan haus.
                       - Sunijjhamaka peta: setan yg bertubuh hitam
                             seperti arang.
                       - Sutangga peta: setan yg memiliki kuku di kaki dan
                             tangan yg panjang seperti pisau.
                       - Pabbatanga peta: setan yg bertubuh setinggi gunung.
                       - Ajagaranga peta: setan yg bertubuh seperti ular.
                       - Vemanika peta: setan yg menderita diwaktu siang dan
                             senang diwaktu malam hari.
                      - Mahidadhika peta: setan yg mempunyai kekuatan
                             gaib.

                   3.PETA 21 (tertera dalam kitab vinaya dan
                                        lakhanasanyutta)
                       - Attikhasansikha peta: setan yg mempunyai tulang
                              sambung tapi tidak mempunyai daging.
                       - Mansapesika peta: setan yg mempunyai daging
                              terpecah2 tapi tidak mempunyai tulang.
                       - Mansapinada peta: setan yg daging nya berkeping2
                       - Nicachaviparisa peta: setan yg tak punya kulit.
                       - Asiloma peta: setan yg berbulu tajam.
                       - Sattiloma peta: setan yg berbulu tombak.
                       - Usuloma peta: setan yg berbulu anak panah.
                       - Suciloma peta: setan yg berbulu jarum.
                       - Dutiyasuciloma: setan yg berbulu jarum yg lebih halus.
                       - Kumabhanda peta: setan yg mempunyai buah
                              kemaluan yg sangat besar.
                       - Guthakupanimugga peta: setan yg hidup dengan
                              bergelimangan kotoran.
                       - Guthakhadaka peta: setan yang makan kotoran.
                       - Nicachavitaka peta: setan wanita yg tidak mempunyai
                              kulit.
                       - Dugagandha peta: setan yg berbau busuk.
                       - Ogilini peta: setan yg badanny sprt bara api.
                       - Asisa peta: setan yg tidak mempunyai kepala.
                       - Bhikkhu peta: setan yg menyerupai bhikkhu.
                       - Bhikkhuni peta:-------------\\--------------  bhikkhuni.
                       - Samanera peta: setan yg menyerupai samanera.
                       - Samaneri peta : ---------------\\------------     samaneri.
    
           4. ASURAKAYA BHUMI.
               Yaitu suatu alam yg mahkluk ini jauh dari kemulian,
                kebebasan Dan kesenangan.ada 3 kelompok mahkluk
                Asura tersebut yaitu:
                1. Dewa asura yaitu kelompok dewa yg disebut asura.
                2. Peta asura yaitu kelompok setan yg disebut asura.
                3. Niraya asura yaitu neraka yg disebut asura.

   b.KAMASUGHATI BUMI
      Dalam alam kehidupan ini penuh dengan hawa nafsu dan nafsu
      panca indra.alam kehidupan ini dibagi 7 kelompok yaitu:
    1.MANUSSA BHUMI.
         Yaitu alam kehidupan ini disebut alam manusia.pikiran mahkluk
         dialam ini sangat cerdas dan bisa membedakan mana yg baik
         dan mana yg buruk.dalam alam ini mahkluk ini mempunyai
         kesempatan mencapai NIBBANA.alam ini disebut alam bahagia
         (sugati bhumi).

    2. CATUMMAHARAJIKA BHUMI.
         Yaitu alam 4 raja dewa. Alam ini terdiri dari 4 raja dewa.
          1.Deva dhataratha , dewa bagian timur (dewa musisi).
          2.Deva virulhaka , dewa bagian selatan (dewa penjaga gunung
                                           hutan dan harta karun).
          3.Deva viruphaka, dewa bagian barat (dewa pemimpin para
                                            naga)
          4.Deva vessavana, dewa bagin utara ( dewa pemimpin
                                             mahkluk halus).

    3. TIVATIMSA BHUMI.
         Yaitu alam tiga puluh tiga dewa,dulu ada 33 pria yg selalu
         bekerja sama dalam berbuat kebajikan,sehingga pada saat
         mereka meninggal dunia mereka terlahir daflam satu alam.

    4. YAMA BHUMI.
         Yaitu alam dimana para dewa yg hidup dialam ini terbebas dari
          kesulitan,yg ada hanya kesenangan.
   
    5. TUSITA BHUMI.
         Yaitu alam dimana para dewa yg hidup terbebas dari
          kepanasan hati yg ada hanya kebahagian.
    
    6. NIMMANARATI BHUMI.
         Yaitu alam para dewa yg menikmati hasil ciptanya sendiri dan
          dari objek pikiran nya sendiri.

    7. PARANIMMITAVASAVATTI BHUMI.
         Yaitu alam dewa yg membantu ciptaan dari para dewa lainnya).

B.RUPA BHUMI.
   Rupa bumi ada 16 alam kehidupan para Rupa brama (mahkluk yg
   mempunyai rupa jhana)mahkluk yg memiliki rupa jhana ini akan
   terlahir di alam ini,sesaat sebelum kematian ny masih memiliki
   kekuatan jhana ny.alam ini dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:    
      
  1. ATHAMAJJHANA BHUMI ,dibagi 3 alam kehidupan jhana pertama.
        1. Brahma parisajja-bhumi : alam para pengikut brahma.
        2. Brahma purohita-bhumi : alam para menterinya brahma.
        3. Maha brahma-bhumi : alam brahma yang besar.

  2.DUTIYAJJHANA BHUMI,dibagi 3 alam kehidupan jhana kedua.
       1. Brahma parittabha-bhumi : alam para brahma yang kemilau
            cahayanya kecil.
       2. Brahma appamanabha-bhumi : alam para brahma yang
            kemilau cahayanya tak terbatas.                                             
       3. Brahma abhassara-bhumi : alam para brahma yang kemilau
            cahaya ny gemerlap.


  3. TATIYAJJHANA BHUMI ,dibagi 3 alam kehidupan jhana ketiga.
       1. Brahma parittasubha-bhumi : alam para brahma yang auranya
            kecil
       2. Brahma appamanasubha-bhumi : alam para brahma yang
            aura nya tak terbatas.
       3. Brahma subhakinha-bhumi : alam para brahma yang auranya
            penuh dan tetap.

  4. CATUTTHAJJHANA BHUMI ,terbagi 7 alam kehidupan jhana
                                                         keempat.
      1. Brahma vehapphala-bhumi : alam para brahma yang besar
           pahalanya.
      2. Brahma asannasatta-bhumi : alam para brahma yang tidak
           mempunyai kesadaran(hanya jasmani dan rohani).
      Selanjutnya, alam-alam dari jhana keempat ini di namai alam
      suddhavassa 5. 5 alam kediaman yang murni, alam kehidupan
      khusus para anagami.
      3. Brahma aviha-bhumi : alam para brahma yang tahan lama.
      4. Brahma atappa-bhumi : alam para brahma yang tentram.
      5. Brahma sudassa-bhumi : alam para brahma yang indah.
      6. Brahma sudassi-bhumi : alam para brahma yang berpandangan
           terang
      7. Brahma akanittha-bhumi : alam para brahma yang luhur.
      
       Penjelasan ;
       Anagami yang akan lahir di alam suddhavasa, adalah beliau
       yang mempunyai pancamajjhana-kusala dan 5 indriya yang
       kuat yaitu :
       a. Beliau yang kuat dalam keyakinan ( saddindriya ), lahir di
           alam aviha-bhumi.
       b. Beliau yang kuat dalam usaha ( viriyindriya ), lahir di
            atappabhumi.
       c. Beliau yang kuat dalam kesadaran ( satindriya ), lahir di
           sudassa-bhumi.
       d. Beliau yang kuat dalam konsentrasi ( samadhindriya ), lahir di
           sudassi-bhumi.
       e. Beliau yang kuat dalam kebijaksanaan ( pannindriya ), lahir di
           akanittha-bhumi.

C.ARUPA BHUMI.
    Arupa-bhumi adalah alam kehidupan tempat tinggal para
    arupa-brahma ( makhluk yang mempunyai arupa-jhana ).terbagi
    4 alam;
      1. Akasanancayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kesadaran
          ruangan yang tanpa batas.
      2. Vinnanancayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kesadaran
          tanpa batas.
      3. Akincannayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kekosongan.
      4. Nevasannanasannayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi
          bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan.
      Penjelasan :
          a. Rupa-brahma berarti brahma bermateri, yaitu brahma yang
              mempunyai pancakkhanda ( lima kelompok kehidupan ).
          b. Arupa-brahma berarti brahma tak bermateri, yaitu brahma
              yang hanya mempunyai namakkhandha
            ( kelompok batin : vedanakkhandha, sannakkhandha,
              sankharakkhandha, dan vinnanakkhandha ), tidak
              mempunyai rupakkhandha ( kelompok jasmani/materi ).
         c. Dalam rupa-bhumi 16, ada alam yang bernama
             “ asannasatta-bhumi “
            ( lihat No. 2, bagian 3-4 catuttha jhana bhumi 7,
              dalam rupa-bhumi 16 ). Brahma asannasatta ini hanya
              mempunyai jasmani ( rupa ), tidak mempunyai
              batin ( nama ).

PERLU DIKETAHUI :
1. Dalam 31 alam kehidupan, sesuai dengan jalannya hukum
    karma, kita pernah dilahirkan pada 26 alam kehidupan
    ( tidak termasuk alam suddhavasa 5 ), karena alam suddhavasa
      khusus untuk anagami. Anagami yang berada di alam
      suddhavasa tidak akan dilahirkan lagi pada alam-alam
      kehidupan yang lain, mereka akan menjadi arahat di alam
      suddhavasa 5.
2. Yang Maha Sempurna Buddha Gotama juga pernah mengajarkan
     tentang orang halus di surga, yang disebut dewa.
3. Apaya-bhumi 4 ditambah dengan kamasugati-bhumi 7
     disebut kama-bhumi 11.
     Rupa-bhumi 16 ditambah dengan arupa-bhumi 4
     disebut brahma-bhumi 20.
     Kamasugati-bhumi 7 ditambah dengan brahma-bhumi 20
     disebut sugati-bhumi 27.
     Sugati-bhumi 27 ditambah dengan apaya-bhumi atau
     dugati-ahetuka-bhumi 4 disebut bhumi 31,
     atau disebut 31 alam kehidupan.
  
Telah diedit dari sumber nya.www. bluelotus4happiness.blogspot.com

Sumber : Abhidhammatthasangaha oleh Pandit J. Kaharuddin

            



Posted via Blogaway


Sabtu, 26 September 2015

8 Jalan Utama yang dilakukan umat Buddhis

Ada 8 jalan utama yang merupakan jalan untuk menghindari karma buruk oleh umat Buddhis

1. Pengertian Benar (sammâ-ditthi)
2. Pikiran Benar (sammâ-sankappa) Sila
3. Ucapan Benar (sammâ-väcä)
4. Perbuatan Benar (sammâ-kammanta)
5. Pencaharian Benar (sammâ-ajiva) Samâdhi
6. Daya-upaya Benar (sammâ-vâyama)
7. Perhatian Benar (sammâ-sati)
8. Konsentrasi Benar (sammâ-samâdhi)


Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga) dibabarkan sebagai berikut:
1. Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
    Pemahaman Benar adalah pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap
    a. Empat Kesunyataan Mulia
    b. Hukum Tilakkhana (Tiga Corak Umum)
    c. Hukum Paticca-Samuppäda
    d. Hukum Kamma

2. Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
    Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas dari:
    a. Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa).
    b. Pikiran yang bebas dari kebencian (avyäpäda-sankappa)
    c. Pikiran yang bebas dari kekejaman (avihimsä-sankappa)

3. Ucapan Benar (Sammã Vãca)
 Ucapan Benar adalah berusaha menahan diri dari berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã),            berucap kasar/caci maki (pharusavãcã), dan percakapan-percakapan yang tidak bermanfaat/pergunjingan (samphappalãpã). Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini :
a. Ucapan itu benar
b. Ucapan itu beralasan
c. Ucapan itu berfaedah
d. Ucapan itu tepat pada waktunya

4. Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
   Perbuatan Benar adalah berusaha menahan diri dari pembunuhan, pencurian, perbuatan melakukan          perbuatan seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila), perkataan tidak benar, dan penggunaan cairan atau obat-obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran.

5. Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)
Penghidupan Benar berarti menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain. "Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari (Anguttara Nikaya, III, 153), yaitu:
a. makhluk hidup
b. senjata
c. daging atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahluk-mahluk hidup
d. minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan,
e. racun

Dan terdapat pula lima pencaharian salah yang harus dihindari (Majjima Nikaya. 117), yaitu:
a. Penipuan
b. Ketidak-setiaan
c. Penujuman
d. Kecurangan
e. Memungut bunga yang tinggi (praktek lintah darat)

6. Usaha Benar (Sammã Vãyama)
Usaha Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu: berusaha mencegah munculnya kejahatan baru, berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada, berusaha mengembangkan kebaikan yang belum muncul, berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.

7. Perhatian Benar (Sammã Sati)
Perhatian Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu:
- perhatian penuh terhadap badan jasmani (kãyãnupassanã)
- perhatian penuh terhadap perasaan (vedanãnupassanã)
- perhatian penuh terhadap pikiran (cittanupassanã)
- perhatian penuh terhadap mental/batin (dhammanupassanã)

Keempat bentuk tindakan tersebut bisa disebut sebagai Vipassanã Bhãvanã.

8. Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)

Konsentrasi Benar berarti pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan Samatha Bhãvanã. Tingkatan-tingkatan konsentrasi dalam pemusatan pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam empat proses pencapaian Jhana, yaitu:

- Bebas dari nafsu-nafsu indria dan pikiran jahat, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna pertama, di mana vitakka (penempatan pikiran pada objek) dan vicãra (mempertahankan pikiran pada objek) masih ada, yang disertai dengan kegiuran dan kesenagan (piti dan sukha).

- Dengan menghilangkan vitakka dan vicara, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna kedua, yang merupakan ketenangan batin, bebas dari vitakka dan vicãra, memiliki kegiuran (piti) dan kesenangan (sukha) yang timbul dari konsentrasi.

- Dengan meninggalkan kegiuran, ia berdiam dalam ketenangan, penuh perhatian dan sadar, dan merasakan tubuhnya dalam keadaan senang. Dia masuk dan berdiam dalam Jhãna ketiga.

- Dengan meninggalkan kesenangan dan kesedihan, dia memasuki dan berdiam dalam Jhãna keempat, keadaan yang benar-benar tenang dan penuh kesadaran di mana kesenangan dan kesedihan tidak dapat muncul dalam dirinya.

Siswa yang telah berhasil melaksanakan Delapan Jalan Utama memperoleh :

1. Sila-visuddhi - Kesucian Sila sebagai hasil dari pelaksanaan Sila dan terkikis habisnya Kilesa (Kekotoran batin).
2. Citta-visuddhi - Kesucian Bathin sebagai hasil dari pelaksanaan Samadhi dan terkikis habisnya Nivarana (Rintangan batin).
3. Ditthi-visuddhi - Kesucian Pandangan sebagai hasil dari pelaksanaan Pañña dan terkikis habisnya Anusaya (Kecenderungan berprasangka).


Jumat, 25 September 2015

Paritta Namaskara Gatha


Namaskara Gatha adalah syair yang diucapkan ketika kita melakukan sujud kepada Buddha Dhamma dan Sangha. Setiap kita berdoa di depan altar kita wajib bersujud atau bernamaskara. Sebelum bersujud atau bernamaskara kita wajib mengucapkan kalimat Namaskara Gatha.

Namaskara Gatha berasal dari dua kata yaitu Namaskara dan Gatha. Kata Namaskara berarti menghormat dengan cara bersujud dengan membentuk lima titik di lantai, dan kata Gatha artinya syair. Jadi Namaskara Gatha artinya syair yang dibacakan ketika hendak melakukan penghormatan dengan cara bersujud.

Namaskara Gatha ini khusus ditujukan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha yang disebut Tri Ratna. Jadi jika kita melakukan Namaskara bukan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, maka tidak perlu membacakan Namaskara Gatha. Jika kita bersujud kepada para Bodhisatva, Orang tua, bhikkhu, dll dilakukan tanpa membacakan Namaskara Gatha.

Membacakan Namaskara Gatha hendaknya dilakukan dengan penuh hikmat. Artinya ketika kita membacakan Namaskara Gatha hendaknya dengan hati yang tulus dan meresapi arti kata per kata yang dikandung dalam syair tersebut. Adalah tidak sopan bila membacakan Namaskara Gatha dengan nada dan suara yang tidak pas. Nada yang tidak pas adalah bila dibacakan dengan nada yang tidak teratur misalnya terlalu lembek tau pelan atau terlalu cepat. Sura yang tidak pas dalam membaca Namaskara Gataha misalnya jika membacanya atau melafalkannya dengan suara yang teralalu keras atau dengan suarua yang terlalu lemah. Pengucapan kata per kata harus jelas dan penuh kekuatan.

Namaskara Gatha umumnya dibacakan secara bersama-sama ketika kebaktian umum akan dimulai. Tetapi Namaskara juga boleh dibacakan secara perorangan ketika ia hendak bernamaskara. Membaca Namaskara hendaknya tidak hanya hafal syair nya saja, tetapi hendaknya mengerti dan meresapi arti kalimat tersebut. Namaskara Gatha dibaca dan diartikan sebagai berikut :

Namaskara Gatha

“ARAHANG SAMMASAMBUDDHO BHAGAVA, BUDDHANG BHAGAVANTANG ABHIVADEMI”
(Sujud 1 x)

Artinya: “Bhagava Yang Maha Suci Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna, Aku bersujud kepada Buddha, Sang Bhagava”

“SVAKKHATO BHAGAVATA DHAMMO, DHAMMANG NAMASSAMI”
(Sujud 1 x)

Artinya: “Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Bhagava, Aku bersujud kepada Dhamma”

“SUPATIPANNO BHAGAVATO SAVAKASANGHO, SANGHANG NAMAMI” (Sujud 1 x)

Artinya: “Sangha Siswa Bhagava telah bertindak sempurna, Aku bersujud kepada Sangha”

Demikian keterangan dan makna dari paritta ini,dan kita harus membaca dengan hati yang tulus...


Rabu, 23 September 2015

Roh,hantu,setan,kemasukan mahluk gaib, ...dari sudut pandang Buddhis gimana?



Kadang aku pernah bertanya pada diri sendiri, dan merasa heran, apa benar ada hantu..dan sering membuat aku ketakutan.ini sering terjadi saat berjalan sendiri terasa bulu roma berdiri,entah karena kedinginan atau karena ada hantu yang bakalan datang.
Dulu semasa aku zaman esde, sering ditakutin sama teman saat melihat orang meninggal karena kecelakaan, yang parah nya teman ku ini mengatakan bahwa roh nya tadi malam nya datang mencari aku,karena ketakutan sampai seminggu ngak keluar rumah,begitu pulang sekolah langsung kekamar,beli hu thau(zimat) tempel didepan pintu kamar.tidak berani nonton film horor ..😂 .
Masih ingat kan jelangkung, nah ini sampai sekarang masih trauma..pernah juga, kurang kerjaan dengan teman2 mencoba permainan ini,teman ku kemasukan aku dengan beberapa teman lari terbirit hingga sandal yang baru dibeli pun hilang, entah diambil sama hantu nya atau ketinggalan hingga sekarang masih misteri..😁
Ini singkat ceritaku tentang masa kalau mengingat judul artikel ini.

Untuk membahas topik kali ini melalui jalur ajaran Sang Buddha, pertama tama saya tanya melalui via mbah google dan mendapatkan beberapa pemecahan masalah ini, kalo ditanya hantu atau setan tu ada gk sih..? Jawaban ny ada, trus menganggu gk? Hantu atau setan tidak pernah menganggu kita,karena alam mereka berbeda,penampakan atau sejenisny itu hanya ketakutan dari diri kita sendiri..ini beneran..pernah gk kita di lukai ma hantu?gk kan?klo pun ada segera visum,tuntut,selesai..kan?😁

Skrg sudah mengerti melalui ajaran Buddhis aku mendapatkan jawaban ny...

Khotbah di luar dinding
Tirokuddham sutta

1.
Di luar dinding mereka berdiri dan menunggu,
Dan di perempatan serta pertigaan jalan:
Kembali ke rumah mereka yang dahulu,
Mereka menunggu di samping tiang-tiang gerbang.

2.
Tetapi ketika pesta besar disiapkan
Dengan beraneka ragam makanan dan minuman,
Bahwasanya tak seorang pun mengingat
Mahluk-mahluk itu berasal dari tindakan-tindakan lampau mereka.

3.
Demikianlah mereka yang (adalah) penuh kasih sayang
Di hati memberi bagi sanak saudara
Minuman dan makanan seperti itu yang murni
Dan baik serta cocok pada saat-saat ini:

4.
‘Maka biarlah ini untuk sanak-saudara
’‘Semoga sanak-saudara memperoleh kebahagiaan.
’Mahluk-mahluk halus dari sanak saudara yang telah meninggal ini
Yang berhimpun dan berkumpul di sana

5.
Dengan bersemangat akan memberikan berkah mereka
Atas beraneka ragam <berlimpah> makanan dan minuman:
‘Maka semoga sanak saudara kita berumur panjang,
‘Oleh karena merekalah kita memiliki perolehan ini;

6.
‘Karena penghormatan bagi kita telah dilakukan,
‘Tak ada pemberi yang pernah kekurangan buah.
’Karena di sana tidak pernah ada pembajakan,
Tidak juga terdapat pengembalaan-ternak apa pun,

7.
Sama juga tidak ada perdagangan,
Tidak juga pertukaran uang emas:
Mahluk halus sanak-saudara yang telah meninggal itu
Hidup di sana dari pemberian yang diberikan di sini;

8.
Seperti air hujan yang tercurah di bukit
Mengalir turun mencapai lembah yang kosong,
Demikianlah pemberian yang diberikan di sini dapat berguna
Bagi setan sanak-saudara yang telah meninggal.

9.
Seperti dasar-sungai yang bila penuh dapat menampung
Air yang turun mengisi lautan,
Demikian pula pemberian yang diberikan di sini dapat berguna
Bagi mahluk halus sanak- keluarga yang telah meninggal.

10.
‘Dahulu dia memberi kepadaku, dia bekerja untukku,
‘Dahulu dia adalah sanak –saudaraku, temanku, sesamaku’.
Maka berikan dana bagi mereka yang telah meninggal,
Dengan mengingat apa yang dahulu biasa mereka lakukan.

11.
Bukan ratap nangis, bukan pula kesedihan,
Bukan berkabung jenis apa pun, menolong
Mereka  yang telah meninggal, yang sanakv-saudaranya tetap
(Tidak bisa menolong mereka dengan bertindak) demikian.

12.
Tetapi ketika persembahan ini diberikan
Dan ditempatkan dengan baik di dalam Sangha
Bagi mereka, maka dana itu bisa berguna lama
Bagi mereka di masa depan dan juga segera.

13.
Demikianlah, Dhamma bagi sanak-saudara telah ditunjukkan,
Juga bagaimana penghormatan yang tinggi bagi yang telah meninggal dilakukan,
Dan bagaimana para Bhikkhu dapat pula diberi kekuatan,
Dan bagaimana jasa kebaikan yang besar dapat disimpan olehmu.
 
Kesimpulan dari semua ini, kita sebagai umat buddhis jangan lupa akan manfaat dari pelimpahan jasa...ini penting mengingat ada makluk di alam Peta, maka ny kalo ditanya ma Bhante mana pun,hantu tuh ada ngk? Pasti jawaban nya ada.
Kan kita tau makna dari pelimpahan jasa...ni ku jelasin..😇
Pelimpahan jasa itu.....hmmm😯 ..ya..inti ny melakukan perbuatan baik atas nama leluhur,orang yang tlah jauh,wafat....
Stlah mengerti,skrg melihat atau mendengar hal hal gaib ya biasa aj...tp jgn ditakuti y..aku pasti terkejut..😆
Ok..sampai disini dulu y..sampai ketemu artikel selanjut nya..by😉.


Rabu, 16 September 2015

Tujuan umat buddhis berdana di hari Kathina

Hari khathina sudah dekat, saat nya umat buddhis berdana kepada bhikhu/i. Membicarakan khathina,pasti harus tahu arti dari khathina ini..
Saya akan membahas dari awal nya dulu ya...

Arti dari Khathina.

Hari Suci Kathina adalah suatu bentuk upacara keagamaan dalam agama buddha yang terpenting. Dimana umat buddha mendapatkan satu kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada Sangha dengan memberi persembahan, seperti jubah, dana makan, obat-obatan, serta keperluan yang lainnya dalam mendukung kehidupan dan kelestarian Sangha serta Buddha Dhamma. Sebab itu kathina juga sebagai hari bakti umat buddha kepada sangha.

Ada beberapa hal yang tidak dapat kita pisahkan dengan hari kathina tersebut, yaitu hari persembahan jubah kepada Sangha setiap setahun sekali, setelah para bhikkhu sangha melakukan latihan diri selama masa vassa selama tiga bulan. Massa vassa adalah suatu bentuk latihan dan penggemblengan diri pribadi bhikkhu untuk berlatih pendalaman dhamma melalui meditasi, memanjatkan paritta-paritta suci, introspeksi diri dan lainya. Serta umat Buddha mendapat kesempatan dalam berdana paramita kepada Sangha. Karena dana yang diberika kepada Sangha pada waktu bulan kathina sangat tinggi nilainya, dan merupakan benih kebajikan pada ladang yang subur. Oleh karena itu, marilah kita tanamkan kembali benih yang kita miliki di saat yang istimewa ini dengan berdana kepada Sangha. Adapun syarat yang harus dipenuhi agar dana yang kita persembahkan ini menjadi dan yang bermanfaat, yaitudana yang dipersembahkan tentunya berasal dari hasil perbuatan yang baik dan di dasari dengan kehendak yang baik sebelum, pada saat, serta setelah berdana sehingga dana yang kita persembahkan kepada yang patut menerimanya, akan membawa banyak manfaat.

Begitu pula hari kathina adalah saat yang tepat untuk mengikuti keteladanan dan kegigihkan seorang manusia dalam perjuangan mencapai kesempurnaan atas usaha sendiri. Siddharta bukanlah seorang manusia yang lahir dari dunia mistik, tetapi beliau adalah manusia yang berjuang membangun dirinya secara utuh demi kemanusiaan dan keberhasilan dan beliau telah berhasil. Sejak peristiwa agung penerangan sempurna itulah dikenal sebagai Buddha Sakyamuni. Perjuangan, pengabdiannya dipersembahkan kepada dunia ini adalah kekuatan keyakinan bagi umat Buddha yang tiada habisnya.

Sejarah hari Kathina

Sekilas tentang istilah Kathina berasal dari sebilah bambu atau kayu yang dibuat kerangka dimana kain yang akan dijahit dikembangkan terlebih dahulu. Bhikkhu yang tidak trampil untuk menjahit, melakukan dengan cara demikian. Sang Buddha mengizinkan perpanjangan waktu untuk membuat jubah. Biasanya waktu dalam pembuatan jubah hanya pada waktu terahkir bulan dari masa vassa atau musim hujan dibulan kathika. Jika jubah lagi dikerjakan, maka batas itu diperpanjang sepanjang musim dingin. Terlebih lagi dalam pembuatan jubah bhikkhu merupakan peristiwa yang bersejarah.

Bagi para bhikkhu yang akan melaksanakan kathina harus melaksanakan vassa selama tiga bulan penuh lamanya di satu vihara (avasa) dengan lima atau lebih bhikkhu lainya. Kain yang diserahkan kepada sangha cukup membuat ticivara dan sangha setuju dalam satu hari juga menginformasikan kepada bhikkhu yang diberikan kepada Sangha untuk menyatakan terima kasih atau anumodhana. Kain tersebut tidak diperkenankan kain yang bukan miliknya, misalnya kain pinjaman, atau yang diperoleh dengan tidak benar, tentunya kain yang digunakan itu adalah kain yang didapat secara wajar. Kain itu harus segera dibuat jubah, tidak boleh disimpan semalam. Kain yang telah disimpan satu malam tidak boleh di gunakan untuk kain kathina.

Sangha yang memberikan jubah yang harus paling tidak lima bhikkhu dan tidak boleh kurang dari lima bhikkhu karena salah satu ditunjuk untuk menerima kain kathina dan menjahitnya menjadi jubah dan empat lagi membentuk Sangha. Atthakatha Acariya yang menyusun menjelaskan bahwa kain kathina harus diberikan kepada Sangha kepada bhikkhu yang memakai jubah yang lusuk (tua) jika banyak bhikkhu yang demikian, maka kain Kathina diberikan kepada Bhikkhu yang memiliki vassa yang lebih tinggi. Apabila bhikkhu sama masa vassanya, maka kain kathina diberikan kepada bhikkhu maha purissa.

Hari kathina...kapan?
Nah..ini pertanyaan nya...kapan diadakan?
Hari Kathina merupakan hari raya keempat dalam agama Buddha, merupakan hari perayaan. Perayaan Hari Kathina diadakan sebagai ungkapan perasaan terima kasih umat Buddha kepada anggota Sangha yang telah memberikan bimbingan pada umat. Pada Hari Kathina juga sebagai ucapan “selamat” kepada pada bhikkhu yg telah selesai menjalankan masa vassa selama tiga bulan di suatu vihara. Masa vassa adalah “masa diam” bagi bhikkhu yang dilaksanakan pada sehari setelah Hari Asadha berakhir pada purnama tiga bulan kemudian. Dalam perhitungan Kalender Masehi, biasanya terjadi pada Juli sampai Oktober.

Adapun contoh perhitungan hari kathina sebagai berikut,

Tahun 2014 ini Hari Asadha 2558 (purnama) jatuh pada Jumat 11 Juli 2014. Mulai Sabtu 12 Juli 2014 para bhikkhu memasuki masa vassa sampai purnama 3 bulan kemudian, berarti sampai dengan Rabu 8 Oktober 2014. Purnama 8 Oktober 2014 ini dinamakan Hari Pavarana. Hari ini belum boleh dilaksanakan Upacara Kathina 2558. Mulai esok harinya, Kamis 9 Oktober 2014 selama satu bulan boleh dilaksanakan upacara Kathina di vihara sampai dengan purnama bulan berikutnya yang jatuh pada Jumat, 7 November 2014. Masa satu bulan ini disebut Kathina Kala. Setelah 7 November 2014 Perayaan Kathina 2558 sudah tidak boleh dilakukan lagi.

Sebagai tambahan, pada Hari Pavarana ini menurut “tradisi” agama Buddha dilaksanakan “siripada puja”, atau puja menghormat telapak kaki.Menurut cerita suatu ketika seekor raja naga mohon agar Sang Buddha menganugerahkan suatu kenangan agar para naga dapat senantiasa mengingat beliau. Sang Buddha menekankan kaki (pada) pada sebuah batu, sehingga batu tersebut membentuk “cap” telapak kaki. Karena batu tersebut terendam dalam sungai, maka pelaksanaan Siripada Puja dilaksanakan dengan “melarung” amisa puja (lilin, dupa dan bunga) melalui sungai sebagai symbol menuju batu “bercap” telapak kaki Sang Guru Junjungan.

Demikian ringkasan ,agar kita tahu apa itu hari kathina,dan mengetahui arti hari kathina...


Minggu, 13 September 2015

Frustasi karena cinta

 Oleh : Yang Mulia Bhikkhu K Sri Dhammananda Nayaka Mahathera
 
Dalam dunia ini, adalah tidak mungkin untuk memenuhi seluruh keinginan kita. Tak perduli bagaimana kuat dan berpengaruhnya seseorang, ia akan tetap mengalami frustrasi. Ia akan menginginkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Ketika ia telah memilikinya, ia menginginkan yang lebih banyak atau sesuatu yang lainnya lagi. Keinginan yang tak terpuaskan adalah wajar bagi setiap insan di dunia ini.
Dalam kenyataannya, keinginan akan cinta orang lain selalu menimbulkan frustrasi. Jika seseorang jatuh cinta dan mengetahui bahwa perasaannya tidak terbalas, ia menjadi patah hati. Hal ini sering terjadi di kalangan muda. Bahkan keadaan yang sudah jelas menyenangkan dapat berubah secara tiba-tiba. Sebagai contoh: * Siapa yang menikahi gadis itu? Suatu ketika seorang pemuda sangat mencintai seorang gadis dari kota lain. Setiap hari ditulisnya surat yang panjang kepada sang gadis, untuk mengutarakan cintanya. Setelah mengirim tidak kurang dari ratusan surat, pemuda ini mengalami hal yang menyakitkan, sang gadis jatuh cinta dan menikah dengan tukang pos yang mengantarkan surat-surat tersebut. Sejumlah orang jatuh cinta pada pandangan pertama dan tetap bahagia sampai akhir hidup mereka. Sedang yang lainnya jatuh cinta pada pandangan pertama, hanya untuk menyadari bahwa ia hanya tergila-gila dan menyesalinya kemudian. Tetapi kebanyakan, cinta membutuhkan waktu untuk berkembang. Karena itu, jika cinta tidak cepat berkembang, seseorang jangan terlalu mudah kecil hati.
Ada pepatah menyatakan bahwa seorang pengecut tidak pernah memikat hati seorang wanita cantik. Artinya bahwa seseorang yang terlalu cepat putus asa tidak akan dapat menikah dengan gadis yang diinginkannya. Sejumlah orang dapat bertingkah laku secara dewasa dan perlahan-lahan menarik perhatian orang lain dengan keramahan, pengertian, ketabahan dan kasih sayang untuk sesama. Orang tidak boleh seenaknya atau egois dalam mengungkapkan perasaannya. Bagaimanapun, perasaan manusia, seperti juga semua yang ada di alam, akan berubah. Jika seseorang dapat bertingkah laku baik, selalu ada kesempatan bahwa lawan jenisnya akan menyadari sifat-sifat baiknya dan timbul rasa simpati terhadap orang tersebut, tapi kesemuanya ini memerlukan waktu. Tetapi harus ada batas dalam usaha memikat hati lawan jenis, terutama jika jawabannya sudah jelas ‘TIDAK’ dan orang tersebut seharusnya tidak menjadi ekstrim dalam mengutarakan cintanya. Seseorang seharusnya memberikan hak kepada orang lain untuk membuat keputusannya sendiri dan menghormati keputusan tersebut. Tidak ada ketentuan bahwa cinta seseorang harus dibalas. Dalam keadaan dimana cinta seseorang tidak terbalas, jalan yang terbaik bagi kedua belah pihak adalah saling mengharapkan kebahagiaan pada masa yang mendatang dan tetap sebagai teman tanpa menimbulkan gangguan apapun kepada pribadi masing-masing atau menyusahkan diri mereka sendiri. *
Guna-guna yang sangat manjur
Suatu ketika seorang pemuda menginginkan gadis idamannya membalas cintanya. Pemuda ini mencoba mengirimkan bunga-bunga dan hadiah-hadiah tetapi gadis tersebut tidak menanggapi. Setelah mencoba berbagai cara tetapi tetap gagal untuk memikat gadis tersebut, akhirnya ia memikirkan sebuah rencana untuk memakai guna-guna cinta (pelet), dan ia pun pergi ke vihara untuk membujuk seorang bhikkhu untuk membuatkan guna-guna tersebut untuknya. “Maaf, kami tidak membuat guna-guna cinta di sini”, sahut bhikkhu itu. “Jika gadis tersebut tidak tertarik kepadamu, cobalah untuk mencari yang lain”. Tetapi pemuda tersebut bersikeras bahwa ia hanya menginginkan gadis itu. Karena tidak sanggup membujuknya dengan nasihat, bhikkhu itu mencoba cara lain. “Baiklah”, katanya, “Bawalah minyak ini bersamamu. Ketika engkau bertemu dengannya pagi-pagi sekali oleskan pada dahinya”. Keesokan harinya pemuda itu bangun pagi-pagi sekali, dengan tidak sabar menunggu gadis itu keluar dari rumahnya. Begitu ia keluar dengan sapu di tangan untuk menyapu halaman, pemuda itu lari menghampirinya, mencelupkan jarinya kedalam botol minyak dan mengoleskannya pada dahi gadis itu seperti yang diperintahkan oleh sang bhikkhu. Sang gadis itu tidak hanya merasa jijik, tetapi malah menjadi sangat marah, sehingga ia mengejar pemuda itu, dan memukulnya dengan sapu. Pemuda itu mendapat pelajaran pahit tentang guna-guna cinta, dan memutuskan untuk mengalihkan cintanya kepada gadis lain yang menyukainya. Akhirnya karena kejadian ini, ia menjadi cukup bijaksana untuk menikahi gadis yang benar-benar mencintainya. *
Perceraian
Dalam setiap hubungan percintaan, selalu ada kemungkinan untuk bercerai. Hubungan yang seperti mimpi telah menjadi hambar dan kedua pihak yang terlibat dapat melihat kedatangan perpisahan itu. Dalam perceraian ada perasaan yang terluka, terutama apabila perasaan seseorang telah terikat seluruhnya menjadi satu. Simpul perasaan harus diputuskan cepat atau lambat, dan setiap kali mereka diputuskan, pihak-pihak yang terlibat akan sedikit berduka. Setiap orang harus menerima kenyataan bahwa untuk beberapa saat, ia akan mengalami perubahan yang tajam pada perasaannya. Ingatan terhadap hal-hal yang dikatakan atau dilakukan akan timbul secara tiba-tiba dan akan menimbulkan berbagai macam perasaaan. Dalam keadaan demikian, sejumlah orang bertingkah laku seperti korban yang terluka. Jika tidak ada sesuatupun yang dapat dilakukan untuk mencegah perceraian, hal yang pertama-tama harus dilakukan adalah menerimanya sebagai sesuatu yang tak dapat dihindarkan. Sebelum melakukannya, seseorang akan ‘lumpuh’, dengan pikiran yang terus menerus mempertanyakan bagaimana caranya untuk memperbaiki sesuatu yang tak dapat diperbaiki.
Seseorang harus siap untuk menjalani beberapa tahapan emosi sebelum pulih akibat perceraian. Pertama-tama akan terjadi goncangan. Sulit dipercaya bahwa perceraian telah terjadi, setelah itu harga dirinya akan jatuh. Ia merasa sangat malu, terutama kepada dirinya sendiri. Setelah goncangan dan menemukan cara untuk mengembalikan harga dirinya, ia harus menghadapi kesepian dari kesendiriannya. Tetapi pada akhirnya ini akan berakhir juga. Tidak akan menghilang dalam sehari atau seminggu, prosesnya memakan waktu, tetapi pasti akan berakhir. Selama periode ini, ia harus mencoba setahap demi setahap. Jangan memikirkan yang telah lampau atau terlalu mengkhawatirkan masa mendatang. Cara ini membantunya untuk melalui hari-hari yang sangat buruk. Dan kemudian, tanpa disadarinya, ia sudah tidak dipengaruhi lagi oleh perceraian, dan benar-benar bebas kembali. Dia harus menghindari dari melakukan kebodohan selama waktu penyesuaian. Sering kita membaca dari koran-koran yang memuat tragedi-tragedi seperti bunuh diri, kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang yang patah hati. Ada sebuah kasus mengenai seorang pemuda yang terjun ke sungai dan tenggelam, dengan surat-surat cintanya yang terbungkus rapi dalam sebuah kantong plastik tersimpan di kantongnya. Ia patah hati karena kekasihnya memutuskan untuk menikah dengan laki-laki lain. Pemuda ini melakukan bunuh diri secara fisik. Banyak orang melakukan pembunuhan perasaannya, dengan menjadi gila karena frustrasi dan sangat kecewa dengan hubungan cinta yang putus. Sedang yang lainnya tidak mau menikah atau jatuh cinta lagi setelah hubungan cintanya kandas. Mengapa orang-orang harus mengalami penderitaan ini? Tidak lain karena mereka tidak mempunyai pengertian tentang ketidak-pastian hidup dan karena itu terperangkap dalam pergolakan perasaan. Mereka memperkuat ikatan kasih sayang dan memupuk harapan-harapan yang tidak masuk akal.
Seseorang yang lebih mengerti alam kehidupan ini akan mengetahui bahwa hidup dipengaruhi oleh delapan keadaan duniawi. Seperti ombak di samudra demikianlah delapan keadaan ini berpengaruh. Saat yang menyenangkan akan disambut dengan tangan terbuka, dan saat yang tidak menyenangkan agak sulit untuk dipikul. Seperti sebuah pendulum yang berayun ke depan dan belakang, keadaan yang diinginkan dan tak diinginkan berlaku di dunia ini dari setiap orang tanpa kecuali harus menghadapinya. Seseorang dapat menikmati keuntungan, tetapi untuk setiap keuntungan juga ada bahaya kerugian. Seperti terjadi pada popularitas, pujian dan kebahagiaan, yang bisa menimbulkan resiko negatifnya, yaitu: difitnah, dicela dan menderita. Bagaimanapun, setiap kejadian akan membawa harapan bahwa keadaan akan berubah menjadi lebih baik. Suatu kerugian dapat menjadi dasar untuk keuntungan yang akan datang, sementara ketidak-terkenalan dapat berubah menjadi terkenal, celaan menjadi pujian, dan penderitaan menjadi kebahagiaan. Itulah ketidak-tetapan keadaan duniawi. Dan persoalan cinta juga merupakan keadaan duniawi. Cinta antara dua manusia dapat tumbuh secara mendalam dan dewasa, bersikap saling memberi, saling menghormati dan saling berbagi rasa. Tetapi juga dapat menjadi hambar bila pihak-pihak yang terlibat saling mengabaikan atau ketika keadaannya yang berubah tanpa ada satu pihak pun yang salah.
Salah satu cara untuk menghibur penderitaan batin yang mendalam atau frustasi adalah dengan membandingkan kadar/tingkat penderitaan dan kesulitan kita dengan yang dialami oleh orang-orang lain. Anda menyangka bahwa dunia akan kiamat. Tetapi, jika anda mencoba untuk melihat penderitaan orang lain dan mencoba untuk menghitung berkah-berkah yang anda dapatkan, anda akan terkejut menyaksikan betapa banyak orang yang lebih menderita daripada anda. Singkatnya, anda telah terlalu membesar-besarkan penderitaan anda. Banyak yang lebih menderita daripada anda, tetapi mereka tidak terlalu mengkhawatirkannya. Metoda lain untuk mengatasi persoalan anda adalah mengingat apa yang pernah anda alami dengan keadaan yang sama atau lebih buruk daripada persoalan anda yang sekarang dan bagaimana anda, dengan kesabaran dan usaha anda dapat mengatasi kesulitan anda. Dengan demikian anda tidak akan membiarkan persoalan anda ‘menenggelamkan’ anda. Sebaliknya anda akan menyiapkan cara untuk menyelesaikan setiap persoalan yang anda hadapi. Anda harus menyadari bahwa anda telah melewati situasi yang lebih buruk dan anda telah siap dalam menghadapi persoalan apapun. Dengan pikiran seperti itu, anda segera akan memperoleh kembali kepercayaan diri anda dan akan dapat menghadapi dan menyelesaikan setiap persoalan anda.

(Dikutip dari majalah BUDDHA CAKKHU No.19/XI/90. Naskah Asli: How To Live Without Fear And Worry, Alih bahasa: Winata, Editor Jayadhammo)